Pasien RSUD-TP Abdya Keluhkan Pelayanan Perawat Tidak Profesional

  • Whatsapp

ABDYA, BEDAHNEWS.com – Tgk Mustiari alias Mus Suedong, salah seorang pasien yang dirawat di ruang kamboja Rumah Sakit Umum Daerah Teungku Peukan (RSUD-TP) Aceh Barat Daya (Abdya), mengungkapkan rasa kecewanya terhadap pelayanan perawat di rumah sakit tersebut. Ia merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik dan sesuai dengan haknya sebagai pasien.

Tgk Mustiari, yang juga merupakan Imum Komite Peralihan Aceh (KPA), mengatakan bahwa perawat yang bertugas di ruang kamboja sering bersikap tidak ramah, tidak sopan, dan tidak profesional kepada pasien. Ia mengeluh bahwa perawat tidak memberikan penjelasan yang cukup tentang perawatan atau obat yang diberikan kepada pasien.

Muat Lebih

“Perawat berbicara dengan nada tinggi dan kasar, seolah-olah kami ini bukan pasien, tapi tahanan. Saya merasa tidak nyaman dan tidak dihargai sebagai pasien,” ujarnya kepada awak media, Senin (20/11/2023).

Tgk Mustiari juga menyoroti bahwa perawat tidak peduli dengan kondisi pasien dan jarang mengecek atau merespon panggilan pasien dengan cepat. Ia mengaku tidak mendapatkan informasi yang jelas tentang jadwal kunjungan dokter, hasil pemeriksaan, atau rencana pengobatan.

“Saya merasa tidak mendapatkan perhatian dan bantuan yang cukup dari perawat. Saya tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan kesehatan saya, apa yang harus saya lakukan, atau apa yang akan terjadi selanjutnya,” ungkapnya.

Ia meminta agar pihak rumah sakit segera menindaklanjuti keluhan ini dan memberikan sanksi yang tegas kepada perawat yang bersangkutan. Ia juga mengharapkan agar pihak rumah sakit meningkatkan kualitas pelayanan dan pengawasan, khususnya di ruang kamboja, agar tidak ada lagi pasien yang mengalami hal yang sama seperti yang ia alami.

“Kami berharap pihak rumah sakit bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih manusiawi, dan lebih profesional kepada pasien. Kami juga berharap pihak rumah sakit bisa memberikan fasilitas yang lebih memadai dan alat-alat yang lebih canggih dan akurat,” tegasnya.

Tgk Mustiari juga mengaku bahwa salah satu alat cek darah yang digunakan oleh perawat sudah eror, namun masih tetap digunakan. Ia merasa heran bahwa perawat malah menyalahkan pasien ketika hasil cek darah tidak sesuai dengan harapan.

“Alat cek darah itu sudah eror, tapi masih dipakai. Hasilnya pasti salah, tapi malah pasien yang disalahkan. Ini sangat tidak masuk akal dan tidak profesional. Pihak terkait harus jaga ketat tentang pelayanan rumah sakit ini,” pungkasnya.

Laporan : Fitria Maisir

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *