Penulis: Hasan Basri, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Peulimbang, Bireuen.
Di sebuah desa nan jauh dari hiruk pikuk kehidupan kota (ilustrasi), ada sebuah keluarga nan indah penuh kebahagiaan, taruklah nama kepala keluarganya (Mansur) dan istrinya (Marni) serta anak – anaknya yang manis-manis.
Mereka telah berkeluarga hampir 10 tahun lebih. Mansur dan Marni (orangnya) ramah dan enak diajak berkomunikasi. Mereka adalah keluarga yang harmonis, serasi, mapan, serba terpenuhi kebutuhan hidupnya.
Pak Mansur bekerja di sebuah kantor pemerintah (ilustrasi) dan beliau menjabat sebagai kepala kantor (atau setingkat kepala dinas) di sebuah daerah di kota A . Beliau merupakan pimpinan yang sangat di kagumi oleh bawahan- bahawannya karena beliau bisa menyelarskan dirinya dengan kebijakan-kebijakan yang serta keberpihakan dirinya kepada semua bawahannya, beliau tidak pilih kasih, semua sikap dan tindakannya selalu berusaha untuk tidak mesti harus menyakiti bahawannya (kalau aturan bisa diselaraskan dengan aturan, ia nya berupaya pelan-pelan dan berkomitmen, tapi kalau aturan bisa di alih kondisikan dengan perasaan, juga beliau lakukan, kalau pun itu tak bisa, beliau akan upayakan aturan dan peraturan dengan sebuah kebijakan, yang penting semua program dan goal disampaikannya bisa memberikan kontribusi terhadap aktivitas bahawannya dan memberikan (hasilnya) hebat dirinya.
Ditempat ia nya tinggal, di sebuah desa dekat perkotaan yang tidak jauh dari tempat pak Mansur berkerja, dia dikenal baik oleh seluruh masyarakat setempat, sesibuk apa pun ia nya dalam bekerja dikantor, tatapi ia nya selalu sempatkan diri untuk hadir di setiap kegiatan masyarakat, apakah itu shalat berjamaah, kegiatan orang meninggal maupun kegiatan walimah (pesta perkawinan yang dilaksanakan di kampung), tak ada gengsi- gengsian bagi kegiatan masyarakat bagi diri nya. Oleh karenanya, wajar ketika seluruh masyarakat di tempat pak Mansur tinggal sangat mengagumi nya.
Pak Mansur juga menurut hemat masyarakat, ia nya kerab (sering) memberikan kontribusi financial setiap ada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan didesa tersebut. Pak Mansur sebagai kepala kantor, tentunya ia berhubungan banyak dengan para tamu daerah, propinsi dan juga nasional, malahan dia sendiri harus bolak – balik daerah – Jakarta sesekali ia nya bertemu dengan tamu Jakarta yang juga (utusan pemerintah).
Di suasana wabah pandemik Covid -19 yang sangat mengkhawatirkan, pak Mansur tetap beraktivitas seperti biasa dengan selalu waspada dan jaga jarak dengan tamu saatnya ia nya berinteraksi satu sama lainnya dan aktifitas ini terus berlangsung. Sebagai abdi Negera, pak Mansur tahu benar dengan ajuran pemerintah untuk terus selalu waspada malahan sudah anjuran pemerintah kepada suasana lock down, PSBB, isolasi dan Stay At Home, tapi ia nya sebagai pimpinan sebuah instansi, pak Mansur tak mau larut dengan anjuran pemerintah, ia tetap meluangkan waktu dan pikir untuk selalu beraktivitas dikantornya, tanpa pak Mansur sadari rupanya semua aktifitasnya diluar rumah berefek sangat terhadap keluarganya dirumah, di suasana wabah virus Corona yang sangat mengkhawatirkan.
Sore itu, pak Mansur pulang dari kantor, ia tak menemukan istri dan ke dua buah hatinya yang manis-manis menunggu di depan rumah ketika ia nya pulang, kemana ya, bertanya dalam hatinya?, apa mereka kerumah tetangga? tetapi tak biasanya mereka lakukan itu, karena sepulang dari kantor, selalu mereka saya ajak jalan – jalan menikmati keindahan alam atau makan-makan sejenak, kemudian pak Mansur menekan klakson berulang kali tak ada gerakan manusia dari dalam (hatinya gelisah) atau pun suara. Pak mansur membuka pagar sendiri, dan menyimpan mobilnya di gerasi (tempat penyimpanan mobil), lansung masuk ke dalam, sambil menolak pintu memanggil (karena pintu tak terkunci) ma…, Adek (panggilan untuk buah hatinya) tak ada satu pun yang menyahutinya, tiba-tiba langkahnya terhenti ketika melihat istrinya terbujur kaku (menggigil, dan batuk-batuk) masyaallah Ma, kenapa ngak di kasih tahu Papa (pak Mansur tak berani mendekat) tahu benar dengan wabah pandemik Covid 19 tersebut).
Pak Mansur menangis, beliau sempat bertanya pada istrinya, anak-anak kemana ma? Melihat isyarat telunjuk yang diarahkan istrinya kekamar sebelah, kamudian pak Mansur berlari secepat kilat dan membuka pintu kamar segera, ia melihat kedua buah hati juga sama kondisi dengan istrinya, (ia menjerit di dalam hatinya) di suasana panik dirasakan pak Mansur segera berlarian keluar untuk melapor keluarganya kepada tim gugus penanggulangan wabah pendemi Covid-19, segera melapor dan tim pun bergerak segera ke TKP (kerumah pak mansur) sesampai dirumah tim para awak medis lengkap dengan seragam anti wabah mereka di angkat segera dengan ambulance ke rumah sakit terdekat (yang sudah siapkan untuk pasien wabah pandemi virus Corona) dan setelah hasil pemeriksaan yang dilakukan tim medis (semua meraka di vonis terinfeksi virus Covid-19 positif).
Kemudia mereka (ibu Marni dan ke dua buah hatinya segera di isolasi ketempat isolasi pasien corona yang sudah di siapkan dan pak Mansur sendiri masuk dalam ODP (orang dalam pantauan). Seiring berjalannya waktu, pak Mansur harus membatasi ruang geraknya dengan orang lain dan beliau harus tetap stay at home dan tak boleh kemana-mana begitu perintah tim.
Ya Allah berikan ketabahan padaku ku terhadap ujian ini, berikan jalan keluarnya, Ya Allah, semua ini memang salah diriku yang sedikit kurang percaya dengan anjuran pemerintah sementara dibelalahan dunia virus corona ini sudah menjadi momok yang mengerikan dunia.
Virus yang di gadang-gadang berawal dari pasar hewan liar di kota Wuhan, China ini tercatat telah menginfeksi lebih dari 200 negera di berbagai belahan dunia. Angka kematian mencapai 193.825. termasuk di tanah air kita, Indonesia yang semakin terus mengalami peningkatan kasus.
Seperti yang dilansir dari situs (covid19.go.id) pada Senin , (27/04).
Pak Mansur (mulai menyadari) kok bisa terjangkit virus tersebut (dirinya negatif, keluarga nya positif) rupanya virus kemungkinan besar menurut hemat pak Mansur sendiri virus itu menempel dibajunya. Sebab itu, andai kita habis keluar rumah wajib mandi mengganti baju dan baju yang habis dipakai langsung di semprot (apalagi kita penjabat publik yang berhubungan dengan orang banyak).
Suasana pak Mansur berubah total dari suasana bahagia ke suasana tak menentu. pak Mansur mesti berjauhan dengan keluarga tercintanya, tak ada rangkulan dengan orang tercinta saat mereka di isolasi, tak ada pelukan dan dijauhi oleh bawahan dan seluruh masyarakat (bukan karena mereka benci pada pak Mansur tapi karena memang mereka takut terinfeksi.
Wabah pendemik covid19 ini telah mengikis rasa kasih, rasa kebersamaan dan memutus silaturrahmi antar sesama. Oleh karenanya, kami ingatkan kepada seluruh sahabat, saudara dan teman-teman semua, patuhilah anjuran pemerintah karena wabah pandemi ini tidak pilih kasih siapa saja disikatnya. Namun, kita semua juga perlu menyadarinya bahwa ini merupakan ujian sang khalik (Allah SWT) kepada kita, untuk melihat sejauh mana hamba-hambanya taat akan perintahnya dan menjauhi semua larangan-nya serta kealpaan nya selama ini mengingat semua nikmat ku yang berlipat ganda kuberikan(pingin kulihat rasa syukurnya padaku kata sang khalik) dan ketika berikan ujian akankah hamba Hambali menjerit-jerit.
(Blang Me Timu, Jeunieb – Aceh, 28/04/2020).