Ramadhan dan Antusiasme Doa

  • Whatsapp

Penulis: Hasan Basri, S.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Peulimbang, Bireuen.

Bulan suci Ramadhan kembali menyapa kita dengan pelukan hangat serta membawa segudang kemuliaan untuk disemburkan kepada seluruh umat muslim sedunia yang sangat merindukan kehadiran dirinya (Ramadhan).

Muat Lebih

Ramadhan sendiri sebetulnya, tidak yakin, apakah ianya diizinkan untuk hadir ke dunia menyapa hamba-hamba Allah yang merindu kehadirannya. Umat muslim, tahu benar, bahwa melalui Ramadhan lah bisa menyampaikan proposal permohonan doa kepada sang khalik (Allah SWT) cepat, tepat dan terkabulkan.

Ramadhan 1441 H 2020 M kali ini, sungguh sangat dinantikan oleh para pencinta dirinya (hamba Allah, umat muslim ban sigom dunia).

Kehadiran dirinya di tengah-tengah suasana mencekam karena wabah pandemik Covid-19 (Virus Corona) , sungguh menjadi sarana yang sangat signifikan untuk penyampaian keluh-kesahnya pada Rabb (Allah SWT) atas segala penderitaan perasaan, logika dan hati yang sedang dilanda kepanikan.

Kedatangan bulan suci Ramadhan atau bulan puasa kali ini, masyarakat sangat antusias dalam penyambutan kehadirannya. Kesiapan dan persiapan diri terus dilakukan dengan berbagai upaya dan usaha, di antaranya, gotong royong bersama seluruh warga (masyarakat) di gampong-gampong (desa-desa) di Aceh dengan membersihkan tempat-tempat ibadah (Musallah, suroe, masjid dan lainnya.

Mulai Rabu sampai dengan Kamis, masyarakat melaksanan aktifitas rutinitas tahunan yaitu meugang (potong daging saat awal Ramadhan atau hari raya), namun, hari ini ada yang menarik terjadi di Aceh di suasana wabah pandemik Covid-19 melanda dunia, Indonesia dan Aceh khususnya, pemerintah pusat menginstrusikan kepada seluruh pemerintah daerah untuk di intruksikan kepada seluruh kepala desa agar bisa manfaatkan dana desa untuk membantu masyarakat di tengah-tengah wabah pandemi yang melanda dunia hari ini.

Masyarakat gerak langkah dalam usaha dan upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup terbatas karena anjuran pemerintah terhadap pembatasan dalam antisipasi penyebaran wabah pandemik tersebut. Pemerintah desa, dalam hal ini (Geuchiek) selaku pimpinan di desa mengajak semua perangkatnya untuk menyetujui langkah-langkah membantu masyarakat dengan memberikan sembako dan daging megang kepada setiap kepala keluarga, sungguh senang di terima oleh warganya.

Suasana hujan semalam menjadi sinyal restu (pertanda malam perdana puasa Ramadhan sudah dimulai), walau hujan rintik-rintik hingga menjadi deras, tidak menjadi penghalang bagi seluruh masyarakat Aceh di pelosok desa melaksanakan shalat isya berjamaah, shalat sunat terawih dan doa bersama serta tadarus bersama (baca Alquran).

Seluruh jamaah larut dengan perasaan nya masing masing, hati dan logikanya saat imam membaca doa, rasa antusias nya para jamaah mengharapkan doa-doanya didengarkan oleh Allah SWT serta dikabulkan, dengan sebuah pengharapan, semoga semua kita (umat muslim) diberikan ketabahan akan ujian yang sedang melanda dunia (pandemi Covid-19) serta diberikan solusi dan jalan keluar dari wabah pandemi ini. Wabah pandemi ini (Covid-19) membatasi ruang gerak usaha, kerja serta silaturahmi mesti diwaspadai dan dibatasi untuk dilakukan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IGI) wilayah Aceh Safrizal Rahman, mengingatkan bahwa potensi serangan Covid-19 tahap II di Aceh yang bisa jadi eskalasi lebih besar dari sebelumnya. Ancaman terbesar datang dari propinsi tetangga Sumatra Utara dan Malaysia, di tambah lagi adanya anggapan masyarakat bahwa Aceh sudah aman dari wabah pandemi Covid-19 tersebut (di sampaikan Serambi Indonesia edisi Kamis, 23 April 2020. Kita tak bisa pungkiri, apa yang di sampaikan oleh Ketua IDI wilayah Aceh tersebut, karena masyarakat Aceh (berbelanja barang-barang dagangan nya di Medan, Sumatra Utara) , ini menandakan penyebaran virus Corona masih bisa berlangsung penyebaran nya, wabah pandemi tersebut tidak terputus mata rantainya serta tingkat membandel masyarakat Aceh seolah-olah kondisi Aceh sudah aman dari serangan wabah tersebut. (Kekhawatiran Ketua IDI wilayah Aceh masuk akal). Mengingat pasien Covid-19 (wilayah Sumut) kembali merangkak naik 111 pasien. Data yang disajikan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 pemprov Sumut, dan tidak terlepas kemungkinan besar Jumat hari ini pasien terinfeksi bertambah.

Oleh karenanya, seyogianya, seluruh aktivitas perdagangan Sumut-Aceh (perlu pengawasan ekstra ketat atau hentikan dulu aktivitas bisnis apa saja dengan Sumut, mengingat suasana penyebaran virus Corona semakin tidak bersahabat.

Bulan suci Ramadhan diyakini oleh umat muslim sigom dunia menjadi senjata paling ampuh untuk bersujud diri dan memohon ampunan atas segala kealpaan bersikap baik antar sesama dan melanggar dari semua perintah (Allah SWT) untuk dilaksanakan.

Semoga disuasana Ramadhan ini benar terisi dengan amalia yang baik yang selalu diridhai oleh Allah SWT Aamiin, dan ditariknya tentara tentara Allah segera dari muka bumi ini serta diberikan kesehatan oleh Allah SWT dan kemurahan rezeki dalam usaha.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *