Street Campaign Ecobag dan Ecobrick Earth Hour Kota Langsa

  • Whatsapp
Penyerahan Plakat Duta Earth Hour 2019 kepada Walikota Langsa Usman Abdullah, SE. (BEDAHNEWS.com/Ivo Lestari)

Penulis: Ivo Lestari

LANGSA, BEDAHNEWS.com – Ini berawal dari setempuk sampah plastik yang setiap hari terus bertambah. Hampir disetiap sudut jalan di Kota Langsa terlihat tumpukan sampah plastik.

Muat Lebih

“Masyarakat harus diberi kesadaran agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ucap Putri Arfah saat berdiskusi dengan relawan Earth Hour Kota Langsa, Minggu 15 Maret 2020, di Lapangan Merdeka Kota Langsa, Propinsi Aceh, Indonesia.

Membuat ecobrick pengolahan sampah plastik ramah lingkungan.

Komunitas Earth Hour Kota Langsa melakukan street campaign membuat ecobrick dan ecobag. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan tidak membakar sampah berbahan plastik.

“Gaya hidup ramah lingkungan itu keren lho, ecobag dan ecobrick bentuk gaya hidup ramah lingkungan,” ungkap Putri Arfah kordinator Earth Hour Kota Langsa.

Di sela-sela kegiatan membuat tas belanja ramah lingkungan (ecobag) Putri Arfah menjelaskan, sampah berbahan plastik jika dibakar akan menebarkan gas beracun ke udara yang zatnya dapat memicu kangker dan pemanasan bumi. Plastik akan hancur jika dikubur 450 sampai 500 tahun lamanya. Sementara usia manusia tidak selama itu. Sampah plastik sangat berbahaya untuk lingkungan dan kebaikan bumi. Karena itu kami membuat ecobag dan ecobrick sebagai solusi untuk mengurangi dan mengolah sampah plastik.

Ecobag adalah membuat tas belanja ramah lingkungan dari baju kaos bekas. Sedangkan ecobrick memasukan kantong plastik sekali pakai ke dalam botol bekas air kemasan. Botol-botol bekas air kemasan yang telah diisi kantong plastik bekas kemudian disusun menjadi kursi atau meja sehingga dapat dimanfaatkan.

Harapan dari kegiatan ini masyarakat dapat menerapkan gaya hidup ramah lingkungan dimulai dari lingkungan tempat tinggalnya. Setiap orang dapat mengurangi produksi sampah plastik. Caranya, setiap orang membawa tas belanja saat ke pasar dan menolak jika diberi kantong plastik, membawa botol minum (Tambler) sehingga tidak membeli air kemasan dalam botol atau cup plastik, membawa tempat jika membeli jajanan pasar atau makanan.

“Mari sama sama memperbaiki pola hidup lebih ramah lingkungan dan menggunakan energy dan listrik lebih bijak,” ucap Putri Arfah.

Selain membuat ecobag dan ecobrick, kedepan mereka berencana akan melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang pengolahan sampah plastik ramah lingkungan. Semangat dan kreatifitas anak-anak muda erath hour mendapat dukungan dari pemerintah Kota Langsa khususnya Walikota Langsa, Usman Abdullah, SE.

Apa itu Earth Hour?

Earth Hour adalah gerakan komunitas pencinta lingkungan yang mengkampanyekan hidup ramah lingkungan, efisiensi energy dan penghijauan bumi. Gerakan earth hour yang paling menonjol di dunia adalah aksi switch off malam puncak earth hour yaitu mematikan lampu dan alat-alat listrik selama satu jam mulai pukul 21.00 wib dilakukan setiap minggu akhir bulan Maret setiap tahun.

Tahun 2008 pertama kalinya aksi switch off diadakan secara global di 35 negara dan sebanyak 400 kota turut berpartisipasi. Pada pelaksanaan Earth Hour 2018 situs resmi earthhour.org, dikunjungi oleh lebih dari 6,7 juta orang pada minggu-minggu menjelang Earth Hour.

Untuk propinsi Aceh, komunitas earth hour ada di Banda Aceh, dan Kota Langsa baru terbentuk pada Februari 2019 dengan jumlah relawan saat ini hampir 100 orang.

Pada Maret 2019, untuk pertama kali Kota Langsa ikut berpartisipasi dalam aksi switch off dan Walikota Langsa Bapak Usman Abdullah, SE terpilih sebagai Duta Earth Hour karena kepedulian dan dedikasinya terhadap lingkungan. Mengajak masyarakat menanam pohon dan memperbaiki lingkungan tempat tinggal untuk mencegah pemanasan global.

Menanam pohon di RTH Kota Langsa aksi “Rawat Bumi”.

Dalam kehidupan sehari-hari, anak-anak EH (sebutan untuk komunitas ini) mempraktekan gaya hidup ramah lingkungan dan hemat listrik. Sebagian besar relawan earth hour kota langsa adalah mahasiswa, sebagian lainya sudah bekerja dan pengusaha kuliner.

Meskipun baru satu tahun terbentuk, ternyata sudah banyak kegiatan peduli lingkungan yang dilakukan earth hour Kota Langsa. Antaranya Beach Clean Up pembersihan sampah plastik di Pelabuhan Kuala Langsa, pada Ramadhan kampanye Diet Plastic, menanam pohon di RTH Kota Langsa dan merawat pohon yang telah ditanam. Aksi (“Rawat Bumi”), membersihkan sungai Langsa dari sampah, Earth Hour Goes To School sosialisasi ke sejumlah sekolah agar para siswa siswi dan guru mengurangi produksi sampah palstik dan kampanye hemat menggunakan listrik.

Earth Hour Goes to School. Sosialisasi untuk mengurangi produksi sampah plastik dengan tidak menggunakan  plastik sekali pakai dan membawa botol minum (tambler).

Bebarapa hari lagi rencananya earth hour Kota Langsa akan melakukan aksi switch off tepat pada 28 Maret pukul 21.00 wib selama satu jam. Koordinator earth hour Putri Arfah berharap masyarakat mau berpartisipasi dalam gerakan switch off demi bumi yang lebih baik. ”Ini aksiku, connect to earth,” ucapnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *