PIDIE JAYA, BEDAHNEWS.com — Di tengah hiruk pikuk informasi dan sorotan publik, ada nama-nama yang bekerja tanpa banyak gembar-gembor, namun perannya tak tergantikan. Salah satunya adalah Riza Andika, sosok berdedikasi yang selama bertahun-tahun menjadi pilar penting bagi Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Kabupaten Pidie Jaya, Aceh.
Sebagai Kepala Bagian Prokopim, Riza Andika dikenal sebagai figur yang tenang, cekatan, dan memiliki loyalitas tinggi dalam dunia kehumasan. Ia tak sekadar menyusun kalimat, lebih dari itu, ia adalah penjaga narasi dan citra lembaga, penghubung krusial antara pemerintah dan masyarakat melalui untaian kata dan visual yang efektif.
“Kami tidak hanya menyampaikan informasi, tapi menjaga kepercayaan publik. Itulah peran humas,” ujar Riza sambil bercanda dengan awak media di sela-sela kesibukannya mendampingi pimpinan, Senin (14/7/2025).
Kalimat singkat ini menggambarkan betapa dalam pemahamannya akan esensi profesi humas.
-Bekerja di Balik Layar, Berdampak Nyata
Riza Andika telah terlibat dalam segudang kegiatan penting pemerintah daerah. Mulai dari peliputan di lapangan, dokumentasi resmi, pengelolaan akun media sosial, hingga penyusunan siaran pers strategis yang menentukan arah komunikasi publik. Ia memang tak banyak bicara, namun hasil kerjanya selalu berbicara lantang, memastikan setiap pesan tersampaikan dengan akurat dan profesional.
-Rendah Hati, Terus Berkarya
Meski dedikasinya telah teruji oleh waktu, Riza Andika tetap membumi. Ia meyakini bahwa kehumasan adalah kerja kolektif, bukan panggung bagi individu.
“Yang terpenting, masyarakat tahu dan paham apa yang pemerintah kerjakan. Itulah keberhasilan humas sesungguhnya,” tegasnya singkat, mencerminkan kerendahan hati yang tak lekang.
Di era keterbukaan informasi dan kecepatan komunikasi seperti sekarang, peran humas menjadi semakin vital.
Di Pidie Jaya, Riza Andika adalah representasi nyata dari ketulusan kerja, loyalitas tanpa pamrih, dan dedikasi tanpa henti. Ia adalah sosok yang layak mendapat apresiasi, meski lebih sering memilih berada di balik layar, menjadi jantung yang membuat denyut komunikasi publik tetap terjaga.
Laporan : Zubir