Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Sebanyak 1.091 jiwa dari 402 Kepala Keluarga (KK) di Gampong Meunasah Pulo, Kecamatan Peudada, Kabupaten Bireuen, masih bertahan di pengungsian hingga Rabu pagi, 24 Desember 2025, menyusul banjir bandang yang melanda wilayah tersebut.
Warga terpaksa mengungsi ke meunasah gampong serta tenda darurat milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) setelah banjir bandang menerjang sejak Selasa malam akibat luapan Krueng Peudada.
Bencana ini tercatat sebagai salah satu yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Keuchik Meunasah Pulo, Hamdani, menyebutkan banjir bandang menyebabkan kerusakan besar pada permukiman dan infrastruktur di empat dusun.
“Sedikitnya 12 unit rumah di Dusun Garuda dan Dusun Pelabuhan hilang tersapu arus banjir. Sementara di Dusun Matang Jareung dan Dusun Blang Pulo, rumah-rumah warga tertimbun lumpur dengan ketebalan mencapai puluhan sentimeter,” ujar Hamdani kepada Bedahnews.com di lokasi bencana.
Ia menambahkan, kondisi psikologis warga masih diliputi trauma. Meski sebagian warga sempat kembali ke rumah pada pagi hari untuk membersihkan sisa banjir, upaya tersebut terkendala tebalnya endapan lumpur.
“Warga masih mengungsi di meunasah. Banyak yang kesulitan membersihkan rumah karena lumpur sangat tebal di halaman dan di dalam rumah,” katanya.
Proses pembersihan pun berjalan lambat akibat cuaca yang belum bersahabat. Menurut Hamdani, hujan yang turun kembali membuat lumpur dan tanah merembes masuk ke rumah-rumah yang sudah dibersihkan.
“Kondisi ini sangat menyulitkan. Setiap hujan turun, lumpur kembali masuk,” ujarnya.
Pemerintah gampong mendesak Pemerintah Kabupaten Bireuen segera menurunkan alat berat untuk mengeruk endapan lumpur yang menutup akses jalan serta halaman rumah warga. Selain itu, persoalan sanitasi menjadi ancaman serius karena fasilitas mandi, cuci, kakus (MCK) warga tertimbun material banjir.
Adapun kebutuhan mendesak warga saat ini meliputi pasokan air bersih, alat berat untuk pembersihan lumpur, serta perbaikan fasilitas sanitasi yang rusak total.
Untuk kebutuhan pangan, posko pengungsian telah menerima bantuan dari Pemkab Bireuen serta sejumlah pihak swasta. Para pengungsi juga mendapatkan distribusi Program Makanan Bergizi Gratis (MBG).
“Pagi tadi sudah disalurkan sekitar 800 hingga 1.200 porsi Makanan Bergizi Gratis. Ini sangat membantu pemenuhan gizi pengungsi, terutama anak-anak dan lansia,” jelas Hamdani.
Mengingat Gampong Meunasah Pulo merupakan wilayah langganan banjir tahunan, Hamdani berharap pemerintah memberikan dukungan alat evakuasi mandiri bagi desa. Menurutnya, kesiapsiagaan di tingkat gampong sangat penting untuk meminimalkan risiko saat bencana terjadi.
“Kami sangat membutuhkan perahu karet, jaket pelampung (life jacket), serta radio komunikasi. Peralatan ini krusial agar desa bisa melakukan penanganan cepat secara mandiri ketika debit air sungai mulai meningkat,” pungkasnya.








