Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Ratusan rumah warga di Gampong Meunasah Tambo dan Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Jeunieb, Kabupaten Bireuen, terendam banjir akibat luapan Krueng Jeunieb, Minggu (21/12/2025) malam sekitar pukul 20.00 WIB.
Luapan air sungai tersebut mengejutkan warga setempat karena wilayah Jeunieb tidak sedang diguyur hujan. Banjir diduga merupakan banjir kiriman akibat hujan deras yang terjadi di kawasan pegunungan di hulu Krueng Jeunieb.
Informasi yang dihimpun Bedahnews.com, kabar meluapnya sungai dengan cepat menyebar melalui media sosial dan grup WhatsApp warga. Masyarakat di sejumlah wilayah bantaran sungai lainnya, seperti Peudada, Krueng Batee Iliek, dan Krueng Nalan, sempat bersiaga sambil memantau debit air. Meski air terpantau keruh pekat, kondisi sungai di wilayah tersebut dilaporkan masih dalam batas normal.
Keuchik Gampong Meunasah Tambo, Fadil (40), menjelaskan bahwa luapan air ke pemukiman warga dipicu oleh tumpukan material kayu dan rumpun bambu yang hanyut dari hulu sungai.
“Arus sungai sangat deras dan membawa banyak material kayu. Sampah-sampah itu tersangkut di tiang tengah bagian bawah jembatan Gampong Meunasah Tambo, sehingga aliran air tersumbat dan meluap ke jalan serta pekarangan rumah warga,” ujar Fadil kepada Bedahnews.com di lokasi kejadian.
Beruntung, banjir hanya merendam jalan desa dan pekarangan rumah warga, belum sampai masuk ke dalam rumah. Menjelang tengah malam, genangan air dilaporkan mulai berangsur surut.
Mengingat kejadian serupa kerap terjadi hampir setiap tahun, perangkat desa bersama warga mendesak Pemerintah Kabupaten Bireuen maupun Pemerintah Aceh untuk segera mengambil langkah konkret guna mengantisipasi banjir berulang.
Keuchik Fadil berharap pemerintah segera melakukan normalisasi alur Krueng Jeunieb yang kini mengalami pendangkalan. Selain itu, ia juga meminta perbaikan dan penguatan bantaran sungai, mengingat di sepanjang aliran Krueng Jeunieb terdapat sejumlah titik yang telah rusak dan tergerus erosi.
“Normalisasi sungai sangat penting agar aliran air lancar dan tidak lagi tersangkut kayu atau material lainnya. Kami juga berharap jembatan lama di Gampong Meunasah Tambo yang sering menjadi titik sangkutan sampah kayu dapat diganti dengan jembatan baru yang lebih tinggi,” harapnya.
Selain itu, Fadil juga menyoroti kondisi jembatan beton di lorong masjid Gampong Meunasah Tambo yang menghubungkan ke Gampong Meunasah Keutapang. Jembatan tersebut dinilai rawan ambruk karena abutmennya telah terkikis banjir dan membahayakan keselamatan warga.
Hal senada disampaikan Nazaruddin (40), warga Gampong Meunasah Keutapang. Ia berharap pemerintah segera melakukan normalisasi Krueng Jeunieb dan perbaikan bantaran sungai untuk mengurangi risiko banjir tahunan yang kerap merendam pemukiman warga di sejumlah gampong di Kecamatan Jeunieb.
“Kami berharap ada tindakan nyata dari pemerintah. Meski bencana alam tidak bisa dicegah sepenuhnya, setidaknya dampaknya bisa diminimalisir agar tidak terus merugikan masyarakat,” ujarnya.








