Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pelayanan kesehatan di empat kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bireuen hingga kini belum dapat berjalan normal. Empat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dilaporkan masih lumpuh total akibat endapan lumpur sisa banjir bandang yang menutupi area pelayanan hingga halaman gedung.
Keempat Puskesmas yang terdampak parah tersebut masing-masing Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, Puskesmas Mon Kelayu, Puskesmas Kutablang, dan Puskesmas Peusangan. Kondisi ini menyebabkan aktivitas pelayanan kesehatan terhenti sejak bencana terjadi.
Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bireuen, dr. Irwan, saat dikonfirmasi Bedahnews.com, Minggu (21/12/2025) siang, membenarkan bahwa hingga saat ini keempat Puskesmas tersebut belum dapat difungsikan kembali.
“Empat Puskesmas tersebut sampai hari ini belum operasional. Kendala utama adalah endapan lumpur yang sangat tebal, banyaknya alat kesehatan dan mobiler yang terendam, serta belum tersedianya air bersih untuk proses pembersihan maupun pelayanan,” jelas dr. Irwan.
Ia menyebutkan, upaya pembersihan terus dilakukan oleh para kepala Puskesmas bersama staf secara manual. Namun, keterbatasan tenaga menjadi kendala serius, terutama untuk membersihkan area luar gedung.
“Untuk ruangan dalam sudah mulai dibersihkan oleh petugas. Namun di halaman luar, ketebalan lumpur sangat parah. Kami sangat membutuhkan bantuan alat berat. Jika hanya mengandalkan tenaga manual, prosesnya akan memakan waktu sangat lama,” ungkapnya.
Dari keempat fasilitas tersebut, Puskesmas Peusangan disebut sebagai lokasi dengan tingkat kerusakan paling parah. Meski demikian, Dinas Kesehatan Bireuen menargetkan seluruh Puskesmas dapat kembali beroperasi secara normal pada awal Januari 2026.
Selain kerusakan fisik bangunan, Dinkes Bireuen juga mulai mengkhawatirkan ketersediaan stok obat-obatan. Saat ini, pasokan obat masih bergantung pada bantuan donatur serta kiriman dari Kementerian Kesehatan melalui Dinas Kesehatan Aceh.
“Kami berharap dukungan obat-obatan terus mengalir. Jika dalam beberapa minggu ke depan tidak ada tambahan pasokan, dikhawatirkan stok obat akan mengalami kekosongan,” tambahnya.
Terkait kerusakan sarana dan prasarana, pihaknya mengaku telah mengajukan usulan bantuan langsung ke Kementerian Kesehatan RI, terutama untuk pengadaan kembali mobiler dan alat kesehatan yang rusak akibat terendam banjir.
Meski gedung Puskesmas belum dapat digunakan, dr. Irwan memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap berjalan melalui 34 posko kesehatan yang telah disebar di sejumlah titik kecamatan terdampak.
“Petugas medis tetap siaga di posko-posko tersebut untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan kesehatan,” pungkasnya.








