Rumah Warga Hilang Diterjang Banjir Bandang, Pengungsi di Bireuen Mulai Tempati Tenda BNPB

  • Whatsapp

Jurnalis : Zubir

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Secercah harapan mulai dirasakan sebagian pengungsi korban banjir bandang di Kecamatan Jangka, Kabupaten Bireuen. Warga yang kehilangan tempat tinggal kini mulai menempati tenda darurat bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai solusi sementara pascabencana.

Muat Lebih

Tenda darurat berukuran 4 x 4 meter tersebut diserahkan melalui Pemerintah Kabupaten Bireuen sebagai bagian dari upaya penanganan darurat bagi warga yang rumahnya rusak berat hingga hilang tersapu banjir bandang. Namun, jumlah bantuan yang tersedia masih sangat terbatas dan belum mampu menjangkau seluruh korban terdampak.

Camat Jangka, Mulyadi SP MSM, mengatakan pihak kecamatan sejauh ini baru menerima sebanyak 14 unit tenda untuk didistribusikan kepada warga yang kondisinya paling parah.

“Kami menerima 14 unit tenda untuk sebagian kecil pengungsi. Empat unit di antaranya diserahkan kepada kepala keluarga di Gampong Kuala Ceurape karena rumah mereka benar-benar rata dengan tanah akibat banjir bandang,” ujar Mulyadi kepada Bedahnews.com, Rabu (17/12/2025).

Selain di Kuala Ceurape, tenda darurat juga disalurkan ke sejumlah desa lain di wilayah Kecamatan Jangka, yakni enam unit di Desa Alue Kuta, tiga unit di Desa Punjot untuk warga yang rumahnya hilang, serta satu unit di Desa Ulee Ceue.

Mulyadi mengakui, bantuan tenda tersebut belum mampu memenuhi seluruh kebutuhan warga terdampak. Hingga kini, sebagian besar korban banjir bandang masih bertahan di posko-posko pengungsian akibat keterbatasan hunian sementara.

Kecamatan Jangka tercatat sebagai salah satu wilayah yang mengalami dampak paling parah dalam bencana banjir bandang tersebut. Berdasarkan data terbaru, total kerusakan rumah di wilayah ini mencapai 2.682 unit dengan rincian 46 unit rumah hilang tersapu arus, 178 unit rumah rusak berat, serta 2.504 unit rumah rusak ringan.

“Jangka benar-benar porak-poranda. Masih banyak warga yang kehilangan tempat tinggal dan sangat membutuhkan bantuan tenda. Saat ini, mayoritas korban masih bertahan di posko pengungsian,” pungkas Mulyadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *