Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Upaya pemulihan akses transportasi di Kabupaten Bireuen pascabanjir bandang terus dikebut. Pembangunan jembatan darurat jenis Bailey untuk menggantikan rangka baja yang putus di kawasan Teupin Reudep, Kecamatan Peusangan Selatan, kini memasuki tahap akhir pengerjaan, Rabu (17/12/2025).
Pantauan Bedahnews.com di lokasi menunjukkan personel TNI Angkatan Darat dari Satuan Zeni Tempur (Zipur) 16 Indrapuri bersama pihak rekanan PT Takabeya Perkasa Group (TPG) bekerja intensif menyelesaikan pemasangan lantai jembatan, meski cuaca di lokasi kerap berubah.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.3 Provinsi Aceh, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh, Isnanda, menyampaikan bahwa fokus utama saat ini adalah penyelesaian lantai jembatan. Apabila pekerjaan tersebut rampung sore ini, jalur alternatif tersebut direncanakan langsung dibuka untuk umum.
“Insya Allah, Kamis pagi, 18 Desember 2025, jembatan ini sudah bisa difungsikan sebagai jalur alternatif timur dari Bireuen menuju Medan. Jalur ini akan menghubungkan Kecamatan Kuta Blang dan Kecamatan Makmur hingga tembus ke jalan nasional di Simpang Leubu, Gandapura,” ujar Isnanda saat ditemui di lokasi.
Ia menambahkan, setelah pekerjaan fisik selesai, tim teknis akan melakukan uji coba terlebih dahulu guna memastikan keamanan dan kelayakan jembatan sebelum resmi dilewati kendaraan.
Sementara itu, terkait progres pembangunan jembatan Bailey di titik Kuta Blang, Komandan Tim Jembatan, Letda CZI Saifullah, menjelaskan adanya sedikit penyesuaian jadwal akibat faktor alam.
“Target awal memang 18 Desember, namun karena kondisi cuaca dan kedalaman sungai yang dangkal sehingga menyulitkan penarikan ponton, penyelesaian kami targetkan pada 24 Desember 2025,” jelasnya kepada Bedahnews.com.
Saat ini, rangkaian jembatan sepanjang 66 meter telah terpasang, dinilai cukup untuk menutup bentangan jembatan lama yang putus sepanjang sekitar 50 meter. Meski demikian, tim masih harus menyelesaikan pemasangan tiang pancang serta dudukan besi sebelum jembatan didorong ke posisi akhir.
“Jika sudah difungsikan, beban maksimal kendaraan yang diizinkan melintas sekitar 30 ton,” tambah Letda Saifullah.
Di lokasi yang sama, Asisten Barang Milik Negara (BMN) BPJN Aceh Satker Wilayah I, Faruddin, mengimbau masyarakat untuk bersabar. Ia menegaskan seluruh pihak terkait terus bekerja maksimal demi percepatan pemulihan akses transportasi.
“Pembangunan jembatan ini sangat dinantikan masyarakat. Kolaborasi Kementerian PUPR, TNI AD melalui Zipur dan Zidam Iskandar Muda, serta pihak rekanan terus dioptimalkan agar mobilitas warga dan distribusi logistik di jalur timur Aceh segera kembali normal,” pungkasnya.








