Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, melakukan kunjungan kerja ke lokasi bencana banjir di Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Di sela peninjauan posko pengungsian di Desa Bale Panah, Kecamatan Juli, Presiden Prabowo menyempatkan diri mencicipi langsung hidangan sederhana yang disiapkan di dapur umum bagi para korban banjir.
Pantauan Bedahnews.com di lokasi, Presiden Prabowo tiba sekitar pukul 12.30 WIB dan langsung menuju area dapur umum yang tengah sibuk menyiapkan bungkusan makanan untuk para pengungsi. Dengan santai, Prabowo menghampiri dua relawan perempuan yang sedang membungkus nasi.
“Apa ini lauknya?” tanya Presiden.
“Ikan tongkol, Pak,” jawab salah seorang relawan.
Presiden ke-8 Republik Indonesia itu kemudian meminta disiapkan seporsi makanan yang sama. Tak lama berselang, sepiring nasi putih dengan lauk ikan tongkol pun disajikan.
“Pedas ini?” tanya Prabowo sebelum menyantapnya.
“Enggak, Pak,” sahut relawan dapur umum.
Prabowo tampak menikmati hidangan sederhana tersebut hingga habis tak bersisa. Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang turut mendampingi Presiden juga ikut mencicipi makanan yang sama.
Usai makan, Prabowo sempat memastikan apakah lauk tersebut dimasak khusus karena dirinya datang berkunjung. Serempak para relawan menjawab, “Sama, Pak. Setiap hari.”
Momen tersebut mencerminkan kesederhanaan sekaligus empati Kepala Negara terhadap para korban bencana yang saat ini masih bertahan di pengungsian.
Sebelum menyambangi posko pengungsian, Presiden Prabowo terlebih dahulu meninjau pembangunan Jembatan Bailey darurat di atas Sungai Teupin, Bireuen. Jembatan tersebut rusak parah akibat banjir dan longsor yang terjadi pada 25–27 November lalu, sehingga sempat memutus akses vital antarwilayah di Aceh hingga ke Sumatera Utara.
Prabowo tiba di lokasi peninjauan jembatan sekitar pukul 11.46 WIB menggunakan helikopter kepresidenan jenis Super Puma.
Dalam kunjungan kerjanya ke Bireuen, Presiden Prabowo Subianto didampingi Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Kepala Badan Komunikasi Pemerintah RI Angga Raka Prabowo, serta Gubernur Aceh Muzakir Manaf.








