Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Warga Gampong Lhok Mambang, Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, kini berada dalam kondisi siaga menghadapi potensi banjir susulan. Kewaspadaan meningkat setelah kawasan pemukiman dan areal persawahan kembali terendam akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut selama tiga hari berturut-turut.
Banjir mulai menggenangi rumah warga sejak Minggu (23/11/2025) dan mencapai puncaknya pada Senin malam (24/11/2025) dengan ketinggian air berkisar antara 10 cm hingga satu meter.
Keuchik Lhok Mambang, M. Tansil (32), mengatakan banjir luapan dari areal persawahan berdampak pada empat dusun, yakni Dusun Kaye Adang, Dusun Muda Balia, Dusun Uteun Awe, dan Dusun Matang Jroeh.
“Sebanyak 18 Kepala Keluarga (KK) tadi malam terpaksa mengungsi ke meunasah,” ujar Keuchik M. Tansil kepada Bedahnews.com.
Selain merendam permukiman, banjir juga mengganggu aktivitas warga di areal tambak yang turut terdampak.
Pemerintah gampong bergerak cepat dengan membuka dapur umum pada Senin malam untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para pengungsi. Bantuan logistik dari dinas terkait di Kabupaten Bireuen juga mulai disalurkan.
Pada Selasa pagi (25/11), para pengungsi dilaporkan telah kembali ke rumah masing-masing untuk membersihkan sisa-sisa banjir. Meski demikian, warga tetap bersiaga karena curah hujan masih tinggi dan potensi banjir susulan belum sepenuhnya hilang.
“Warga sudah kembali ke rumah, tetapi kami tetap siaga karena hujan masih mengguyur wilayah ini,” tegas Keuchik.
Untuk mengatasi banjir secara permanen, Keuchik M. Tansil berharap Pemerintah Kabupaten Bireuen dapat membangun saluran air dengan kapasitas lebih besar. Menurutnya, saluran yang ada saat ini terlalu sempit sehingga tidak mampu menampung debit air saat hujan lebat.
“Pintu air ada, tapi tidak bisa dibuka maksimal karena air akan kembali melimpah ke pemukiman. Salurannya hanya 60 cm dan arusnya bertemu dengan air yang sudah ada,” jelasnya.
Ia menilai pembangunan saluran yang lebih memadai merupakan langkah penting agar aliran air dapat terbuang lebih cepat ke sungai.
Husaini (70), warga Dusun Kaye Adang, mengaku rumahnya terendam hingga satu meter pada Senin malam sehingga ia harus mengungsi ke meunasah.
“Hari ini air sudah surut, tinggal sekitar 30 cm lagi di rumah saya,” ujarnya.
Sementara itu, pasangan lansia Yahya (95) dan Maimunah (80) dari dusun yang sama menuturkan rumah mereka telah terendam selama tiga hari. Meski air mulai surut, kondisi di sekitar rumah mereka masih memprihatinkan.
“Air belum surut karena persawahan di samping dan belakang rumah masih tergenang, sementara hujan belum reda,” keluh Yahya.
Masyarakat Lhok Mambang kini berharap kondisi cuaca segera membaik agar aktivitas warga dapat kembali normal dan ancaman banjir susulan tidak lagi menghantui mereka.








