191 Operator Dayah di Bireuen Ikuti Pelatihan E-Datuda, Pengisian Data Real-Time Ditekankan

  • Whatsapp

Jurnalis : Zubir

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pelatihan penggunaan aplikasi Elektronik Data Tunggal Dayah Aceh (E-Datuda) bagi operator dayah di Kabupaten Bireuen resmi berakhir pada Kamis (20/11/2025). Kegiatan yang digelar Dinas Pendidikan Dayah Bireuen sejak Senin (17/11/2025) ini diikuti oleh 191 operator dari berbagai dayah di daerah tersebut.

Muat Lebih

Pelatihan ini digelar untuk memastikan seluruh dayah di Bireuen dapat terdata secara lengkap, valid, dan terintegrasi melalui platform E-Datuda, sehingga mendukung pengambilan kebijakan dan pembangunan dayah secara lebih tepat sasaran di Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen, Anwar SAg MAP, kepada BEDAHNEWS.com menjelaskan bahwa aplikasi E-Datuda merupakan sistem berbasis web yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan Dayah Aceh untuk menghimpun, mengelola, dan memvalidasi data dayah secara digital.

“Aplikasi ini berfungsi menghimpun, mengelola, dan memvalidasi data dayah secara akurat dan terintegrasi,” ujar Anwar.

Ia merinci bahwa data yang harus diinput meliputi profil dayah, jumlah guru, santri, fasilitas, hingga informasi lahan. Para operator, tegasnya, wajib mengisi setiap informasi secara riil sesuai kondisi lapangan.

Data Guru dan Santri

Setiap guru dan santri harus terdata lengkap dengan nama dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Jika santri belum memiliki NIK, data dapat diisi menggunakan nomor Kartu Keluarga (KK).

Akurasi Data Guru

Aplikasi E-Datuda dirancang memastikan satu guru hanya bisa terdaftar pada satu dayah berdasarkan NIK.

“Jika seorang guru mengajar di dayah lain, maka tidak bisa terdata lagi karena NIK sudah tercatat di satu dayah sebelumnya,” jelas Anwar.

Data Fasilitas dan Lahan

Informasi mengenai luas dayah, bangunan, dan lahan yang tersedia juga wajib diinput secara benar. Data ini menjadi dasar dalam menilai kelayakan berbagai usulan pembangunan.

Anwar menegaskan bahwa kelengkapan dan keakuratan data sangat penting untuk memberikan gambaran nyata mengenai kondisi dayah di Bireuen.

“Data riil ini berguna untuk berbagai keperluan, termasuk usulan penambahan sarana di dayah,” ungkapnya.

Ia memberikan contoh, jika sebuah dayah mengajukan pembangunan ruang belajar baru, namun data E-Datuda menunjukkan tidak ada lagi lahan kosong, maka usulan tersebut tidak dapat diproses.

Karena itu, Anwar mengimbau para operator untuk selalu memperbarui data secara real-time.

“Jika ada santri yang sudah tamat atau tidak lagi mondok, datanya harus segera dikeluarkan dan diperbarui,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *