Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pemerintah Kabupaten Bireuen mulai mengambil langkah strategis dalam modernisasi tata kelola pendidikan Islam tradisional (dayah) melalui penerapan sistem digital. Sebanyak 191 operator dayah dari seluruh kecamatan mengikuti pelatihan penggunaan Aplikasi Elektronik Data Tunggal Dayah (E-Datuda), yang menjadi kunci pengelolaan data dayah secara terpadu.
Pelatihan yang berlangsung di Oproom LPTQ Bireuen sejak Senin (17/11/2025) hingga 20 November 2025 itu dibuka secara resmi oleh Asisten I Setdakab Bireuen, Mulyadi, SH, MM, mewakili Bupati Bireuen. Program ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Aceh untuk menciptakan basis data tunggal dayah yang akurat, terintegrasi, dan dapat diakses secara online, sekaligus mendukung visi daerah “Bireuen Sebagai Kota Santri”.
Dalam sambutannya, Asisten I Setdakab Bireuen menegaskan bahwa digitalisasi bukan sekadar penggunaan aplikasi, melainkan transformasi menyeluruh menuju tata kelola dayah yang lebih tertib, transparan, dan modern.
“Data adalah cahaya. Dan cahaya adalah syarat bagi arah. Dayah kita memiliki potensi besar, tetapi tanpa data yang rapi, potensinya tak akan terbaca secara utuh,” ujar Mulyadi, mengutip arahan Bupati.
Ia menjelaskan bahwa E-Datuda akan menjadi fondasi penting bagi akreditasi, penyaluran bantuan, peningkatan mutu pendidikan, hingga integrasi data santri, guru, dan sarana-prasarana dayah seluruh Aceh. Mulyadi juga menepis kekhawatiran bahwa digitalisasi akan mengikis nilai-nilai tradisi dayah.
“Teknologi bukan pengganti tradisi. Teknologi adalah jembatan untuk menguatkan tradisi. Digitalisasi tidak akan menghilangkan kitab kuning dan tidak akan menggantikan talaqqi. Justru akan memuliakan dayah dan menata pelayanan kita dengan lebih baik,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen, Anwar, S.Ag, M.A.P, dalam laporannya menyebutkan bahwa pelatihan yang dibagi ke dalam delapan angkatan ini merupakan upaya serius untuk memastikan data dayah tersusun secara tunggal, bebas duplikasi, dan mencerminkan kondisi riil di lapangan. Ia menekankan peran strategis operator dayah sebagai ujung tombak implementasi sistem.
“Operator adalah garda terdepan. Tugas mereka bukan hanya mengisi data, tetapi membangun fondasi masa depan pendidikan dayah,” ungkap Anwar.
Aplikasi E-Datuda mencakup informasi komprehensif mulai dari profil dayah, data guru dan tenaga kependidikan, data santri berbasis NIK, hingga kondisi sarana-prasarana yang tersedia.
Pemerintah Kabupaten Bireuen berharap Bireuen dapat menjadi kabupaten percontohan digitalisasi dayah di Aceh.
“Jika data dayah kuat, kebijakan akan tepat. Jika kebijakan tepat, mutu pendidikan dayah akan maju. Inilah bagian dari ikhtiar kita mempersiapkan generasi Aceh masa depan,” pungkas Mulyadi.
Salah satu peserta pelatihan Angkatan I menyambut baik program ini. Ia menilai pelatihan tersebut sangat membantu operator dayah dalam memahami sistem digital baru yang akan diterapkan.
Melalui adopsi E-Datuda secara menyeluruh, Pemerintah Kabupaten Bireuen optimistis pengelolaan dayah akan menjadi semakin modern, profesional, dan transparan, tanpa meninggalkan nilai-nilai keislaman yang menjadi akar tradisi pendidikan dayah.








