Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Kabupaten Bireuen, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat desa.
Melalui program pengabdian kepada masyarakat, sejumlah dosen berkompeten dari kampus tersebut menggelar pelatihan intensif bagi pengurus dan pekerja Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Aman Sentosa di Gampong Darul Aman, Kecamatan Peusangan, yang berlangsung sejak September hingga November 2025.
Pelatihan ini berfokus pada dua aspek penting dalam pengembangan sektor peternakan sapi, yaitu pengendalian penyakit ternak dan pembuatan pakan alternatif berbahan baku lokal.
Wakil Rektor III Umuslim sekaligus Ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PkM), Dr. drh. Zulfikar, M.Si., membenarkan pelaksanaan kegiatan tersebut saat dihubungi Bedahnews.com pada Sabtu (8/11/2025).
“Pelatihan ini merupakan bagian dari program PkM yang didanai oleh Hibah DPPM Kemendikti Saintek melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) dalam kegiatan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun anggaran 2025,” jelas Dr. Zulfikar.
Kegiatan yang diikuti oleh 17 peserta dari pengurus dan pekerja BUMDes Aman Sentosa ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan praktik lapangan peternak, terutama dalam menangani penyakit yang disebabkan oleh parasit Nematoda Gastrointestinal (NGI).
Selain fokus pada aspek kesehatan ternak, pelatihan ini juga membekali peserta dengan materi manajemen usaha dan pemasaran ternak, termasuk strategi pemanfaatan media sosial untuk memperluas jaringan pemasaran produk peternakan.
Berbagai sesi pelatihan dilakukan melalui penyuluhan, diskusi, dan praktik langsung di lapangan. Tim dosen Umuslim — yang terdiri atas Dr. drh. Zulfikar, M.Si., Dr. Abdul Malik, M.Si., Al Mahfud Saputra, M.M., dan lainnya — terjun langsung ke kandang sapi milik BUMDes untuk memberikan bimbingan teknis mengenai manajemen pemeliharaan dan pengelolaan pakan ternak sesuai keahlian masing-masing.
Dr. Zulfikar menegaskan, program ini tidak berhenti pada pelatihan semata. Tim PkM Umuslim juga akan melakukan pendampingan lanjutan guna memastikan hasil pelatihan benar-benar diterapkan oleh peserta.
“Kami akan melakukan evaluasi satu bulan setelah pelatihan untuk melihat efektivitas penerapan pengendalian penyakit dan pembuatan pakan alternatif. Harapannya, angka kematian sapi dapat ditekan, produktivitas meningkat, dan kesejahteraan peternak ikut terangkat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia berharap inovasi pakan fermentasi berbahan lokal yang diperkenalkan dalam pelatihan ini dapat menjadi model percontohan bagi BUMDes lain di Aceh dan wilayah sekitarnya.
“Kami ingin Darul Aman menjadi contoh sukses penerapan teknologi tepat guna berbasis potensi lokal. Ini adalah bentuk nyata sinergi kampus dengan masyarakat dalam membangun kemandirian ekonomi desa,” tutup Dr. Zulfikar.








