Jurnalis : Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB, H. Ruslan M. Daud (HRD), meminta Pemerintah Aceh segera melakukan audit investigasi terhadap lahan-lahan yang digarap secara ilegal di kawasan hutan, khususnya di Kabupaten Bireuen.
Menurut HRD, maraknya penguasaan dan perambahan kawasan hutan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab merupakan ancaman serius bagi lingkungan dan keselamatan masyarakat.
“Merusak hutan sama saja dengan merancang bencana. Selain menghilangkan potensi pendapatan negara, tindakan itu juga dapat memiskinkan rakyat,” tegas HRD, Senin (27/10/2025).
Ia menilai, hutan memiliki fungsi vital sebagai daerah tangkapan air dan penahan erosi. Jika hutan rusak, dampaknya akan berantai — mulai dari banjir, longsor, rusaknya tebing sungai, hingga gagal panen.
HRD mengungkapkan adanya modus penggunaan nama masyarakat sebagai kedok pembukaan lahan hutan.
Menurutnya, para pelaku sebenarnya diduga merupakan pemodal besar yang menyewa masyarakat untuk membersihkan lahan, sementara alat berat digunakan secara ilegal.
“Tidak mungkin masyarakat biasa mampu mendatangkan alat berat. Mereka hanya dijadikan tameng oleh pemilik modal,” ujarnya.
Ia menegaskan, kondisi ini membuat masyarakat kecil berisiko menjadi korban hukum, sementara dalang utamanya lolos dari jeratan.
Politisi asal Bireuen itu mendesak aparat penegak hukum menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam perusakan kawasan hutan di Aceh, terutama di wilayah Bireuen.
HRD juga menyoroti indikasi kuat adanya aktivitas alat berat di lokasi hutan yang dirambah, padahal para pelaku kerap beralasan bahwa lahan tersebut milik warga.
Ia menambahkan, negara telah menggelontorkan banyak dana untuk memperbaiki tebing sungai dan infrastruktur yang rusak akibat longsor, namun persoalan itu tidak akan pernah selesai tanpa menghentikan akar masalahnya, yaitu perambahan hutan.
HRD menilai kondisi hutan di Kabupaten Bireuen saat ini semakin memprihatinkan.
“Dulu hutan di Bireuen masih banyak pohon besar dan menjadi sumber air masyarakat. Sekarang banyak yang gundul dan berubah jadi kebun sawit,” keluhnya.
Ia mengingatkan bahwa hutan Bireuen merupakan benteng terakhir ekosistem Aceh bagian tengah-timur, sekaligus sumber ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Ruslan Daud menegaskan, penyelamatan hutan harus menjadi gerakan bersama agar masyarakat tidak terus menjadi korban akibat keserakahan segelintir pihak.











