Bupati Mukhlis Resmikan Museum Kota Juang, Simbol Jejak Sejarah Perjuangan di Bireuen

  • Whatsapp

Jurnalis : Zubir

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Bupati Bireuen, H. Mukhlis, ST, meresmikan Museum Perjuangan Bireuen di Pendopo Bupati Bireuen, Selasa (7/10/2025) pagi.

Muat Lebih

Peresmian ditandai dengan penekanan tombol sirine, penandatanganan prasasti, dan pengguntingan pita oleh Bupati Mukhlis bersama Direktur Bina Sumber Daya Manusia, Lembaga, dan Pranata Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Irini Dewi Wanti, S.S., M.SP.

Acara bersejarah tersebut turut dirangkai dengan Talk Show Pemajuan Kebudayaan dan diskusi publik yang mengangkat tema pelestarian sejarah perjuangan bangsa melalui pendekatan edukatif dan budaya.

Dalam sambutannya, Bupati Mukhlis menegaskan bahwa pendirian museum ini bukan sekadar pembangunan fisik, melainkan upaya menghidupkan kembali jejak perjuangan bangsa yang pernah berdenyut di tanah Bireuen.

“Hari ini kita tidak hanya menyaksikan peresmian sebuah bangunan, tetapi menghidupkan kembali semangat perjuangan bangsa yang pernah berdenyut di tanah Bireuen,” ujar Mukhlis.

Bangunan yang kini difungsikan sebagai museum tersebut memiliki nilai historis tinggi, karena pernah menjadi markas Kolonel Husein Yusuf saat memimpin Divisi X Komandemen Sumatera dalam mempertahankan kemerdekaan, serta tempat menginap Presiden Soekarno ketika melakukan konsolidasi perjuangan bangsa di Aceh.

“Bangunan ini bukan hanya tembok dan tiang kayu, tetapi saksi hidup dari keberanian, keteguhan, dan cinta tanah air,” tegas Bupati.

Setelah melalui proses revitalisasi oleh Kementerian Kebudayaan pada 2023–2024, bangunan tersebut kini tampil lebih representatif. Pemerintah Kabupaten Bireuen pun menetapkan Pendopo Bireuen sebagai Bangunan Cagar Budaya melalui Keputusan Bupati Nomor 400.6.2.2/304 Tahun 2025.

“Penetapan ini bukan sekadar perlindungan terhadap warisan fisik, tetapi juga penghormatan terhadap semangat perjuangan yang menjadi identitas masyarakat Bireuen sebagai Kota Juang,” jelasnya.

Bupati berharap Museum Perjuangan Bireuen dapat menjadi ruang pengetahuan, ruang ingatan, dan ruang kebanggaan bagi masyarakat serta tempat generasi muda belajar memahami nilai juang para pendahulu.

“Kami berharap anak-anak sekolah, mahasiswa, dan masyarakat datang ke sini bukan hanya untuk melihat koleksi, tetapi untuk merasakan semangat juang para pendahulu,” tambahnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Dr. Muslim, M.Si., dalam laporannya memaparkan bahwa bangunan ini dulunya merupakan kediaman Kolonel Husein Yusuf sekaligus markas Divisi X Komandemen Sumatera serta tempat menginap Presiden Soekarno.

“Melihat nilai sejarah yang begitu tinggi, Kementerian Kebudayaan melaksanakan revitalisasi Pendopo Bireuen pada 2023–2024. Setelah itu, Bupati menetapkannya sebagai Bangunan Cagar Budaya,” ungkap Muslim.

Langkah tersebut kemudian dilanjutkan dengan kajian lanjutan hingga melahirkan Museum Perjuangan Bireuen, dengan visi mewujudkan museum sebagai pusat pelestarian budaya berbasis sejarah yang edukatif, inspiratif, dan menjadi kebanggaan masyarakat Bireuen.

Sementara itu, Direktur Bina SDM, Lembaga, dan Pranata Kebudayaan, Irini Dewi Wanti, mengapresiasi komitmen Pemkab Bireuen dalam melestarikan nilai-nilai perjuangan bangsa.

“Bireuen sangat layak memiliki museum ini. Revitalisasi dan pengembangannya menjadi cara untuk melestarikan sejarah sekaligus mengedukasi masyarakat,” ujarnya.

Irini berharap museum tersebut dapat berperan aktif dalam edukasi sejarah dan budaya melalui berbagai kegiatan seperti pameran, seminar, dan workshop bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

Menutup acara, Bupati Mukhlis menyampaikan harapannya agar semangat juang para pahlawan terus hidup di hati generasi penerus.

“Semoga dari ruang ini lahir generasi Bireuen yang cerdas, berbudaya, dan berjiwa juang — generasi yang mencintai tanah air dengan ilmu, kerja, dan ketulusan,” pungkasnya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *