Wujudkan Transisi PAUD ke SD yang Humanis, Bunda PAUD Pidie Jaya Hapus Tes Calistung

  • Whatsapp

PIDIE JAYA, BEDAHNEWS.com – Bunda PAUD Kabupaten Pidie Jaya, Ny. Hj. Asmawati Sibral, menegaskan pentingnya proses transisi yang menyenangkan dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) ke jenjang Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI).

Penegasan ini disampaikan pada Senin (4/8/2025), sebagai bagian dari kampanye nasional “Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan” yang sedang digencarkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Muat Lebih

Menurut Ny. Asmawati, yang juga istri Bupati Pidie Jaya H. Sibral Malasyi, terdapat tiga target utama yang harus diimplementasikan oleh seluruh sekolah di wilayahnya untuk memastikan transisi yang ramah anak.

Target pertama yang ditekankan adalah larangan tes calistung (membaca, menulis, dan berhitung) sebagai syarat penerimaan siswa baru di SD/MI.

“Tes calistung bisa menimbulkan tekanan bagi anak, ini bertentangan dengan semangat pendidikan yang ramah anak,” tegas Ny. Asmawati.

Ia menjelaskan bahwa transisi seharusnya fokus pada kesiapan anak secara holistik, bukan sekadar kemampuan akademik. “Transisi bukan soal akademik semata, tapi soal kesiapan anak dalam banyak aspek. Kita ingin anak-anak merasa senang datang ke sekolah, bukan takut karena harus dites dulu,” tambahnya.

Sebagai target kedua, semua satuan pendidikan dasar diwajibkan memberikan waktu minimal dua minggu untuk mengenalkan lingkungan sekolah kepada peserta didik baru. Proses ini dinilai krusial untuk membangun rasa nyaman dan kepercayaan diri anak-anak di lingkungan belajar yang baru.

Target ketiga menyoroti peran guru dan tenaga kependidikan untuk menerapkan enam fondasi dasar dalam kegiatan belajar-mengajar.

Keenam pondasi ini bertujuan untuk mempersiapkan anak secara menyeluruh, Kematangan emosi, Keterampilan bahasa dan sosial, Pengenalan nilai agama dan budi pekerti, Kematangan kognitif, Keterampilan motorik dan perawatan diri, Pemaknaan belajar yang positif.

Kebijakan ini disambut baik oleh para pendidik dan orang tua murid di Pidie Jaya. Mereka berharap pendekatan yang lebih humanis ini dapat menciptakan fondasi pendidikan dasar yang kuat dan inklusif. Pendekatan ini juga diharapkan dapat memperkuat sinergi antara PAUD, SD/MI, guru, dan keluarga.

“Sekolah adalah rumah kedua, jadi mulailah dengan sambutan yang hangat, bukan tekanan,” pungkas Ny. Hj. Asmawati Sibral.

Laporan : Zubir

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *