BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Ratusan santri ikut Musabaqah Muharram bertajuk “GEMA MUHARRAM: Festival Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Al-Mahalli se-Aceh di komplek Dayah MUDI di Gampong Meunasah Mideun Jok, Kecamatan Samalanga, Bireuen berakhir, Jumat (4/7/2025) malam.
Malam penutupan, ribuan santri, baik kaum hawa santriwati maupun kaum adam santriwan, memenuhi lokasi festival komplek Dayah Mudi yang menjadi pusat perhatian dunia dayah Aceh, santri Pidie berhasil meraih juara umum.
Ketua panitia Hari Besar Islam (PHBI) MUDI Samalanga, Tgk Muhammad Irfan SAg, menyebutkan, rangkaian perlombaan internal santri MUDI yang digelar mulai 28 Juni-4 Juli 2025 se Provinsi Aceh selain digelar antar santri Dayah Mudi Samalanga juga antar dayah khususnya lomba kitab al mahalli.
Diantara perlombaan tersebut lomba qiraatul kutub, Fahmil Kutub, hafalan bait, opini dan beragam jenis lomba lainnya selesai dilaksanakan.
Tgk Amril selaku panitia menyebutkan, festival ini juga menjadi ajang untuk memotivasi para santri agar lebih semangat dalam menuntut ilmu agama.
Tgk Helmi salah seorang panitia kepada Bedahnews.com Sabtu (5/7/2025) mengatakan, hasil festival Muharram MUDI klasemen akhir juara umum diraih santri Pidie, urutan kedua ditempati santri pantai Barat Selatan dan juara tiga Aceh Utara.
Urutan keempat ditempati santri dari Aceh Besar, Banda Aceh dan Sabang, kemudian urutan kelima Aceh Timur dan Bireuen menduduki urutan ke enam.
Urutan ketujuh Langsa, kemudian Lhokseumawe urutan delapan, Aceh Tenggara dan Gayo Lues rangking sembilan. Kemudian santri luar Aceh urutan 10, Pidie Jaya urutan 11, Aceh Tengah dan Bener Meriah urutan 12 dan Aceh Tamiang urutan 13.
Meskipun kompetisi telah berakhir, peserta yang belum menang tetap akan menerima hadiah hiburan sebagai bentuk penghargaan atas partisipasi mereka dalam menyebarkan semangat literasi keuangan.
Sebagaimana diberitakan, Festival diikuti ratusan santri mengusung tema “Santri Sapeu Kheun, Aceh Tabangun”, kegiatan ini menjadi ajang unjuk kemampuan keilmuan dan ukhuwah bagi para santri dari seluruh Aceh.
Perlombaan dilaksanakan lima hari dengan memperlombakan berbagai kitab yang dipelajari di dayah salafiah.
Perlombaan merupakan kesempatan bagi santri untuk mengapresiasikan para santri dan memperlihatkan kemampuan terbaiknya.
Nilai positifnya, perlombaan mengingatkan para santri untuk terus menambah ilmu dan wawasannya serta ajang memperlihatkan kepada masyarakat luas dimana pesantren mampu berkarya dan santri berkualitas untuk Aceh yang lebih bermoral dimasa yang akan datang.
Laporan : Zubir