BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Kepenulisan Berbasis Konten Budaya Lokal.
Kegiatan yang berlangsung pada Selasa, 20 Mei 2025, dan akan dilanjutkan pada 10 Juni 2025 ini bertujuan untuk melestarikan kearifan lokal serta mengembangkan konten literasi berbasis budaya di Kabupaten Bireuen.
Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Plt. Kabid Perpustakaan, Rosmaniar, kepada Bedahnews.com pada Rabu, (21/5/2025), menjelaskan bahwa pembekalan ini diikuti oleh 60 peserta. Mereka terdiri dari pustakawan pengelola perpustakaan, pegiat literasi, pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum di Kabupaten Bireuen.
Proses pendaftaran peserta dilaksanakan secara daring melalui tautan yang telah disediakan panitia.
Rosmaniar merinci materi bimtek yang diberikan. Materi pertama meliputi pengenalan teknik penulisan dan pengantar budaya serta kearifan lokal, dilanjutkan dengan bimbingan.
Materi kedua berfokus pada teknis penulisan esai dan artikel berbasis budaya dan kearifan lokal. Selanjutnya, pada tanggal 10 Juni 2025, akan dilanjutkan dengan materi ketiga, yaitu penyuntingan naskah hasil karya peserta.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber berkompeten di bidangnya, yaitu Chairul Bariah SE MM, Wakil Rektor II Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen, dan Dewi Sofiana, seorang penggiat literasi.
Sekretaris Dispusip Kabupaten Bireuen, Saifuddin SAg, dalam sambutannya menekankan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan mekanistis yang tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori.
Keterampilan ini, menurutnya, diperoleh melalui latihan dan praktik yang teratur sehingga menghasilkan tulisan yang tersusun dengan baik.
“Siapa lagi yang akan menjaga adat dan tradisi jika bukan kita. Kita sebagai pelajar, mahasiswa, guru, pegiat literasi, masyarakat tentu mempunyai andil yang besar dalam menjaga setiap peristiwa adat istiadat yang bernilai,” ujar Saifuddin.
Ia menyoroti bahwa masih banyak konten kearifan lokal di Kabupaten Bireuen yang belum tertulis, mulai dari budaya, adat istiadat, sistem sosial, hingga asal-usul nama desa dan tradisi masyarakat. Semua ini, kata Saifuddin, adalah kekayaan budaya yang patut dilestarikan lewat tulisan.
“Semangat menulis ini merupakan cermin dan tumbuhnya literasi di masyarakat. Maka pentingnya mendokumentasikan berbagai bentuk kearifan lokal yang ada di Kabupaten Bireuen,” tambahnya.
Saifuddin menjelaskan bahwa tujuan utama dari Bimbingan Teknis Kepenulisan Konten Budaya Lokal adalah untuk melestarikan kearifan lokal, mengembangkan konten literasi berbasis budaya, dan menciptakan penulis kreatif yang dapat menginspirasi masyarakat.
Adapun tujuan spesifik dari bimtek ini meliputi: meningkatkan kemampuan penulisan, menghasilkan karya tulis berkualitas, meningkatkan kesadaran akan budaya lokal, meningkatkan jumlah penulis kreatif, mengembangkan konten literasi, dan membangun ekosistem penulisan.
Melalui Bimtek ini, Dispusip Kabupaten Bireuen berharap para peserta dapat menghasilkan tulisan yang tidak hanya istimewa, namun juga sarat pengetahuan, pengalaman, pesan positif, serta merekam wajah sejarah dan budaya masyarakat di Kabupaten Bireuen.
Laporan : Zubir