BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Tujuh gampong (desa) dalam Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, terendam banjir luapan akibat meluapnya aliran Krueng Batee Iliek ekses hujan deras, Rabu malam, 26 Februari 2025 pukul 20.00 WIB.
Data diperoleh Bedahnews.com, banjir akibat hujan intensitas tinggi di kawasan pegunungan dan Kecamatan Samalanga, mengakibatkan debit air Krueng Batee Iliek meningkat dan meluap ke pemukiman masyarakat, Rabu pukul 22.00 WIB sampai Kamis dinihari, (26/2/2025).
Tujuh gampong dilanda banjir yaitu Gampong Keude Aceh tergenang air sekitar 15 cm. Gampong Namploh Manyang tergenang air ketinggian air 20 Cm. Gampong Namploh Krueng tergenang air 20 Cm. Gampong Namploh Blang Garang tergenang air dengan ketinggian air sekitar 20 cm.
Gampong Kandang tergenang air 15 cm. Gampong Putoh tergenang air ketinggian air 20 cm. Gampong Meunasah Lueng tergenang air 20 cm, beberapa ruas jalan juga tergenang air 15 s.d 20 cm dan masih dapat dilintasi kendaraan roda dua dan roda empat.
Menindaklanjuti bencana alam itu anggota polisi dan TNI Samalanga, juga personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bireuen, bersama petugas pemadam kebakaran pos pembantu Kecamatan Simpang Mamplam, langsung kelokasi banjir dan melakukan pendataan.
Najiati, 55, warga Dusun Tgk Cut Hasan, Gampong Kandang Kecamatan Samalanga, ditanyai AcehEkspres.com dilokasi kejadian mengatakan, luapan air Krueng Bate Iliek mulai naik kepemukiman Rabu 26 Februari 2025 pukul 22.00 WIB, dampak hujan deras.
“Rumah saya berada dipinggir sungai, luapan air sungai Krueng Batee Iliek membanjiri dapur dan halaman rumah kami,” ujarnya, seraya mengatakan ada tiga rumah warga yang tergenang air dalam rumahnya.
Tiga pemilik rumah bersebelahan yang ditemui dilokasi mengatakan, satu rumah permanen terendam banjir setinggi lutut milik Abdul Mutaleb, (57), Tani, ditempati bersama istri Aminah, (54), dan dua anaknya Munawar, (21), dan Munawir, (21), eks pelajar.
Rumah semi permanen juga masuk air sekitar 30 cm, milik Badriah, 71, ibu rumah tangga, ditempati bersama Aina, 54, tahun. “Rumah kami setiap terjadi banjir selalu tergenang air, barang dalam rumah pada basah, kami tidak mengungsi tetap dirumah saja sambil tunggu air surut,” ujar Aminah dan Badriah kepada awak media ini.
Genangan air setinggi lutut juga membanjiri rumah Hibban Fahmi, 29, Tani yang ditempati bersama istrinya Zaituni, 29 tahun, ujarnya seraya mengatakan. “Rumah kami masuk air ke dalam rumah setinggi lutut, strinya sudah dibawa pulang kerumah orang tua di Desa Lancok, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya,” jelasnya.
Laporan : Zubir