Jalan Nasional Aceh – Sumut Rusak dan Berlubang, Berdampak Perekonomian Masyarakat

  • Whatsapp

Salah satu Jalan Nasional Aceh Tenggara – Medan yang rusak parah. (Foto: Ist/Bedahnews.com).

ACEH TENGGARA, BEDAHNEWS.com – Jalan Nasional Aceh Tenggara – Sumut Banyak yang rusak dan penuh dengan lubang menganga. Seperti dijalan nasional desa Kuning 1 dan dibeberapa Kecamatan lainnya di Kabupaten Aceh Tenggara.

Muat Lebih

Jalan yang rusak tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan para penggunanya, karena disaat musim hujan, lubang yang berada di jalan itu digenangi air, dan para pelintas bisa terjebak lubang yang dipenuhi air dijalan tersebut.

Sementara itu, jalan raya di Tanah Karo Sumut juga banyak yang berlubang.

Dengan kondisi jalan rusak dikedua propinsi yaitu Propinsi Aceh dan Propinsi Sumut, hal ini berdampak perekonomian masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Aceh Tenggara yang Ibukotanya Kotacane itu.

Kondisi parahnya jalan tersebut banyak dikeluhkan oleh para pengguna jalan, seperti yang disampaikan oleh Hendra seorang sopir mobil barang yang rute perjalanannya Aceh Tenggara – Medan, Selasa (18/2/2025).

“Jalan nasional di Aceh Tenggara bertaburan lubang dan paling parah di Kuning I dan sekitarnya, Kuta Tengah Kecamatan Lawe Sigala-gala dan sejumlah titik lainnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Hendra mengatakan bahwa bukan hanya di Aceh Tenggara saja, jalan nasional di lintasan Tanah Karo Sumatera Utara, juga bertaburan lubang.

Seperti di kawasan Bandar Purba, Kinangkong dan sejumlah titik lainnya.

“Kerusakan jalan nasional di lintasan Tanah Karo Sumatera Utara ini berdampak terhadap perekonomian masyarakat Aceh Tenggara yang membawa hasil bumi ke Medan dan sebaliknya.ungkap Hendra sopir senior itu.

Demikian juga Sopir mobil barang lainya Sanusi, ia berharap agar gubernur Aceh yang baru dilantik Bapak Mualem dapat segera memonitor jalan yang rusak tersebut untuk diperbaiki.

“Kami para sopir Aceh Tenggara – Medan, meminta agar Bapak Mualem segera menangani jalan yang rusak, agar tidak berpengaruh ke Perekonomian masyarakat, khususnya petani di Aceh Tenggara” kata Sanusi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *