50 Meter Saluran Irigasi Pante Lhong Perlu Dinormalisasi

  • Whatsapp

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – 50 meter saluran sekunder irigasi Pante Lhong yang berada di Gampong (desa) Abeuk Usong, Kecamatan Jeumpa, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, perlu segera dinormalisasi, guna melancarkan suplai air untuk 250 hektare sawah di sejumah Gampong dalam Kecamatan Jeumpa.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Bireuen, Mulyadi, kepada wartawan pada Kamis (23/1/2025), mengatakan, normalisasi itu diperlukan, agar tidak mengganggu suplai air ke area persawahan.

Muat Lebih

“Kami mengharapkan kepada pihak yang berwenang untuk menormalisasi saluran sekunder irigasi Pante Lhong, karena saat ini sawah sangat membutuhkan suplai air untuk proses olah tanah dan menanam padi,” ucap Kadis Mulyadi.

Kadis Mulyadi menambahkan, saluran sekunder sepanjang 500 meter dipinggir jalan tersebut berfungsi untuk mengairi sawah masyarakat mulai dari Gampong Abeuk Usong, Paloh Seulimeng, Blang Seupeung, Pulo Lawang dan Teupok Tunong.

“Luas areal persawahan yang dialiri 250 hektare,” kata Kadis Mulyadi.

Kadis Mulyadi menambahkan, saat ini memasuki tahap olah tanah, namun terkendala suplai air, karena 50 meter saluran dangkal dan tersumbat lumpur.

“Kami harap saluran dinormalisasi,” ujar Kadistanbun Bireuen, Mulyadi dan Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jeumpa, Herdiansyah.

Kadistanbun Mulyadi menambahkan, luas baku sawah di Kabupaten Bireuen musim tanam rendengan seluas 15.711 hektare. Kata dia, untuk target tanam hanya mengurangi luas 700 hektare sawah di Kecamatan Peudada yang belum bisa dimamfaatkan menanam padi, karena putusnya bendung pancur irigasi Hagu rusak diterjang banjir.

“Area sawah lainnya, baik sawah yang dialiri irigasi maupun sawah tadah hujan bisa dimanfaatkan semua untuk menanam padi,” tambah Kadistanbun Mulyadi.

Kadistanbun Mulyadi menambahkan, pihaknya terus berusaha meningkatkan hasil panen padi guna mewujudkan swasembada pangan.

“Saat ini, ada sawah yang sedang diolah tanah, dan sudah ditanami padi,” sebutnya.

Mulyadi mengatakan ada kendala besar dialami Distanbun dan petani di Kabupaten Bireuen saat mengolah tanah, dikarenakan langkanya traktor.

“Kami ada program guna membantu mempercepat olah tanah sawah, dan panen padi, pada setiap BPP itu harus punya satu traktor dan combine hasvester dikelola BPP,” ungkapnya.

Laporan : Zubir

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *