Muhajir, Remaja Disabilitas di Babahrot, Butuh Kendaraan untuk Beraktivitas

  • Whatsapp

ABDYA, BEDAHNEWS com – Risna Muhajir (15), seorang remaja Disabilitas asal Blang Dalam, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), kini sangat membutuhkan bantuan kendaraan untuk menunjang aktivitas sehari-harinya dalam menempuh pendidikan.

Muhajir, anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Syahrel dan Yeni, saat ini tengah menimba ilmu di Pesantren Terpadu Jabar Tursina Al-Adny, Kabupaten Nagan Raya.

Muat Lebih

“Muhajir sudah mengalami cacat fisik sejak lahir. Kakinya tidak dapat berjalan normal seperti anak lainnya,” ujar Syahrel, ayah Muhajir, Minggu (19/1/2025).

Demi menjalani kesehariannya di pesantren, Muhajir hanya mengandalkan sepeda roda tiga tua yang kini kondisinya sudah rusak.

“Karena kakinya tidak berfungsi dengan normal, dia harus berjalan dengan lutut. Sedangkan dari bilik ke tempat pengajian cukup jauh, jadi dia sangat memerlukan kendaraan,” tambah Syahrel.

Menurut Syahrel, sepeda manual yang digunakan Muhajir sudah sering diperbaiki, namun kini tak lagi layak pakai. Ia berharap ada bantuan sepeda motor listrik untuk memudahkan aktivitas putranya, seperti menghadiri pengajian, salat berjamaah, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

“Kalau ada sepeda motor, tentu lebih memudahkan dia. Tapi, saya belum mampu membelinya karena pekerjaan saya hanya serabutan,” ucap Syahrel dengan nada penuh haru.

Syahrel mengaku, hingga kini Muhajir belum pernah menerima bantuan berupa sepeda motor atau sepeda manual dari pihak manapun, termasuk pemerintah setempat.

“Selama ini kami hanya bisa memperbaiki sepeda yang ada dengan seadanya. Tapi sekarang kondisinya sudah tak memungkinkan lagi,” keluhnya.

Syahrel pun berharap pemerintah Abdya, DPRK Abdya, serta para dermawan dapat memberikan perhatian kepada anaknya yang memiliki keterbatasan.

“Saya tidak bermaksud meminta belas kasihan. Saya hanya ingin anak saya bisa menjalani hidup dengan lebih mudah meskipun dalam keterbatasannya,” katanya.

Untuk diketahui, Syahrel bekerja sebagai buruh serabutan di desa mereka, sementara istrinya, Yeni, adalah seorang ibu rumah tangga. Keterbatasan ekonomi keluarga ini membuat mereka kesulitan memenuhi kebutuhan penting bagi Muhajir.

Harapan besar kini tertuju pada uluran tangan pemerintah dan masyarakat Abdya untuk membantu Muhajir melanjutkan perjuangan hidupnya.

Laporan : Fitria Maisir

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *