Peringati Milad GAM ke-48, KPA Wilayah Batee Iliek Gelar Dzikir dan Doa Bersama

  • Whatsapp

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Puluhan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA) dan Partai Aceh (PA) Wilayah Batee Iliek, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh, menggelar zikir dan doa bersama memperingati Milad Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Kantor Partai Aceh, Gampong (Desa) Bireuen Meunasah Blang, Kecamatan Kota Juang, Rabu pagi (4/12/2024).

Kegiatan Milad dihadiri Ketua KPA/PA Wilayah Batre Iliek, Darwis Jeunieb dan pengurus, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Rusyidi Mukhtar alias Ceulangik, anggota DPRK Bireuen dari Partai Aceh, anggota KPA/PA, dan kader serta simpatisan Partai Aceh.

Muat Lebih

Anggota DPR Aceh dari Partai Aceh, Rusyidi Mukhtar dalam kegiatan itu membacakan sambutan dari Wali Nanggroe Aceh Paduka Yang Mulia (PYM) Malik Mahmud Alhaytar antara lain mengatakan. Setiap 4 Desember setiap tahun, diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Gerakan Aceh Merdeka, sering dikatakan sebagain Milad GAM.

“Momentum dalam setiap peringatan ini, selain mengisi dengan kegiatan zikir, doa dan tahlil bersama, sebagai rasa hormat kepada para syuhada Aceh, menyantuni anak-anak yatim sebagai rasa syukur kepada Allah SWT terhadap apa saja telah kita peroleh dari sebuah perjuangan,” ujarnya.

Pada moment milad ini juga menjadi ajang untuk mengingatkan kita semua akan masalah-masalah yang masih kita hadapi, seperti belum optimalnya realisasi berbagai isi perjanjian damai antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana amanat Perjanjian MoU Helsinki, 15 Agustus 2005, yang hari ini sebagian telah dimaktubkan dalam Undang Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

“Pada kesempatan milad GAM ke-48 ini, saya tegaskan kepada anggota KPA seluruh Aceh, kepengurusan Partai Aceh serta seluruh underbow (MUNA, Putroe Aceh, Inong Balee, Muda Seudang Aceh dan JASA) agar tetap menjadi bangsa besar yang dapat berdiri sendiri atas dasar tujuan dan cita-cita dari leluhur.,” ucapnya.

Kita tidak boleh menjadi bangsa miskin dan bodoh hanya bisa menghabiskan hasil dan kandungan alam secara menyeluruh, harus terus belajar dan berjuang,” ujar Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Alhaytar.

Sementara itu, Rusydi Mukhtar dalam sambutan antara lain menambahkan dan berharap kepada aparat keamanan yang hadir untuk dapat menyampaikan kepada Pemerintah Republik Indonesia bahwa kami sekarang tidak menuntut lagi kemerdekaan.

“Kami sekarang ini tidak menuntut lagi kemerdekaan, tetapi yang kami tuntut sekarang adalah perjanjian yang sudah dituangkan dalam MoU Helsinki belum optimal realisasinya agar diselesaikan secara bertahap, dalam jangka waktu 5 tahun ini dapat diselesaikan,” pungkas Ceulangik.

Laporan : Zubir

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *