BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Penjabat (Pj) Bupati Bireuen Membuka Festival Asam Kareng 2 Tahun 2024, Asam Kareng merupakan kuliner indatu yang menjadi ciri khas Aceh yang patut kita lestarikan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati HUT TNI ke-78 dan HUT Kabupaten Bireuen Tahun 2024,di Halaman Pendopo Bupati Minggu (27/10/2024).
Pj Bupati Bireuen, Jalaluddin dalam acara dihadiri unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan anggota Subdenpom Bireuen dan peserta emak-emak dari 17 kecamatan antara lain mengatakan Atas nama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen, selamat datang para peserta dan selamat berkompetisi dalam festival ini dalam rangka HUT TNI ke-79, Hari Jadi Bireuen ke-25, dan Hari Kesehatan Mental Sedunia.
Semoga keikutsertaan peserta dalam kegiatan ini dapat menjadi cikal bakal dalam melestarikan khasanah budaya yang bernilai sejarah, agar tetap eksis dan berkembang serta tidak hilang ditelan zaman.
Pj Bupati memberi apresiasi panitia pelaksana khusus Dansubdenpom IM/1-1 Bireuen, Komunitas The Power Of Emak-emak Bireuen, Meurak Jeumpa Institut, telah mempersiapkan segala sesuatu demi suksesnya festival budaya Asam Kareng 2 hari ini.
“Semoga melalui ajang ini nantinya dapat kita jadikan sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya warisan Indatu dan kuliner khas Aceh, semoga acara ini terus berlanjut ke depan, lestarikan budaya, wujudkan karakter bangsa,” ucap Pj Bupati Bireuen.
Sebelumnya, Ketua Panitia Pelaksana, Hendra mengatakan, kegiatan festival ini digelar satu jadi ini, peserta 50 orang yang dibagi menjadi 25 tim dan atau tim dua orang peserta berasal dari 17 Kecamatan yaitu mulai Samalanga sampai Gandapura, untuk pendaftaran secara gratis, dan semua bahan baku disiapkan panitia.
“Tujuan kegiatan ini untuk melestarikan budaya Indatu, dimana asam kareng ini sudah mulai hilang dari peredaran, ini adalah makanan khas masyarakat Aceh,” ujar Hendra.
Untuk bahannya yaitu daun sere, daun jeruk purut, asam suntik (beulimbing wuluh/sayur yang telah dijemur atau dikeringkan-red), bawang merah, cabai merah, cabai rawit, ikan teri, minyak goreng, caprok (cobek yang terbuat dari tanah liat-red).
Terkait penilaian terdiri dari rasa, cara peserta pleting atau cara membuat dan kebersihan turut dinilai oleh tim dari Meurak Jeumpa Institut oleh Nyak Man Lamjame.
Dansubdenpom IM/1-1 Kabupaten Bireuen, Lettu Cpm Andy Setiawan kepada media dilokasi mengatakan, kegiatan ini kami gelar untuk meningkatkan dan melestarikan budaya dan masakan khas Aceh ini.
Kegiatan ini juga dirangkai layanan donor darah, dan pelayanan kesehatan jiwa terpadu dari RSUD dr Fauziah Bireuen seperti konsultasi, edukasi, konseling, psikolog, pelayanan konsultasi rehabilitasi napza, dan ketergantungan obat, konsultasi pasangan suami-isteri dan masalah psikoseksual, konsultasi anak dan remaja terhadap game dan gadget handphone.
Laporan : Zubir