BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Untuk terus berinovasi dalam menciptakan berbagai produk kerajinan, Penjabat (Pj) Ketua Dekranasda Aceh, Safriati, bersama rombongan, Rabu (23/10/2024), kunjungi Desa Arongan, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Kunjungan tersebut dalam rangka pembinaan dan penilaian sebagai salah satu desa kerajinan bordir binaan Dekranasda Kabupaten Bireuen.
Kedatangan ibu Pj Gebernur Aceh disambut oleh Ketua Dekranasda Bireuen, Vilzati Jalaluddin, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Bireuen, dr Syamsidar, Ketua TP-PPK Simpang Mamplam, dr Sri Rizki serta pengurus dan TP-PKK Gampong Arongan, di Meunasah Gampong/ Desa setempat.
Ketua Dekranasda Bireuen, Vilzati menyampaikan bahwa Pemkab Bireuen meminta Pemerintah Aceh melalui Dekranasda Aceh untuk membina dan membantu kelompok pengrajin di Bireuen, sehingga kedepan pengrajin semakin berkembang.
Sementara, Sekretaris Desa (Sekdes) Arongan Fakuruddin dalam pertemuan tersebut antara lain mengatakan, masyarakat sangat berterima kasih dan bersyukur atas kedatangan Ketua Dekranasda Aceh membantu membina kerajinan bordirbordir di Gampong Arongan.
“Warga kami pengrajin bordir ini masih terkendala dengan modal usaha untuk penyediaan bahan bakunya,” ujarnya.
Sekdes berharap dan bercita-cita kami, Gampong Arongan menjadi gampong industri bordir menjadi meluas.
Kemudian, Ketua Dekranasda Aceh, Safriati dalam arahannya menyampaikan sejumlah hasil penting sebagai masukan atau catatan bagi ibu-ibu kelompok pengrajin bordir untuk meningkatkan kualitas produk dihasilkan sehingga memiliki nilai jual dan sesuai dengan kebutuhan pasar industri.
Usai pertemuan, Ketua Dekranasda melihat berbagai produk kaum ibu setempat dan menanyakan banyak hak dan memperlihatkan bordir hasil kerajinan kaum ibu setempat.
Safriati usai meninjau kerajinan bordir dihalaman meunasah menjelaskan, kedatangan dari Dekranasda Provinsi Aceh dalam rangka untuk pembinaan dan penilaian kegiatan telah dilakukan oleh semua desa yang dijadikan lokasi pilot projek kerajinan.
“Untuk lokasi Gampong Arongan memang mereka sudah banyak sekali berbuat dan lama sekali mereka sudah menekuni kerajinan bordir ini. Namun, tentu masih butuh banyak pembinaan dari kita karena ternyata masih ada kendala-kendala termasuk juga kurasi bahan yang butuh pembinaan kita,” ujarnya.
Begitu juga dengan pemasaran mereka baru sebatas pemasaran lokal disekitar gampong belum kecamatan ada pesantren mungkin lebih mudah memasarkannya, tetapi inikan hanya jangka pendek saja.
“Mestinya dalam jangka panjang, saya sudah ngobrol dan sudah saya sampaikan arahan kepada dinas untuk membantu pengrajin disini,” sebutnya.
Selain itu katanya, dinas terkait membantu termasuk mengakurasi bahan atau Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) tadi, supaya pengrajin bordir disini bisa punya brand sendiri, mereka akan branding untuk Gampong Arongan ini bisa jadi satu kawasan sentra bordir.
“Kita juga akan melakukan pembinaan, mereka bisa nge-band satu produk yang bisa membesarkan nama sentral bordir mereka, nanti kita bantu dari provinsi, agar lebih berkembang ke depan,” sebut Safriati.
Setelah dilakukan pembinaan dan penilaian, pihaknya akan terus menindaklanjuti dan membuat catatan dan nanti akan melakukan pembinaan lanjutan sebagai tindak lanjuti yang sudah dilakukan hari ini, ujar ketua Dekranasda Aceh.
“Kita akan berkoordinasi dengan Dekranasda kabupaten/kota, dinas terkait yang melakukan pembinaan dan khususnya pengampu Dekranasda Bireuen, dan kami tadi mendorong agar pengrajin bordir disini punya koperasi,” ujarnya.
Dengan ada koperasi dan mereka lebih gampang mencari bantuan dari perbankan untuk dapat menghadirkan seorang bordir kaliber nasional untuk memberi pelatihan bagi pengrajin di sini, harap Safriati.
Terkait kemasan produk bordir di Gampong Arongan katanya kemasan di pengrajin disini belum ada.
“Terkait kemasan sudah saya sampaikan juga ke Disperindagkop untuk membantu mereka punya kemasan, di Aceh baru ada satu rumah kemasan di provinsi,” ungkapnya.
Ia juga mengajak Pemerintah Kabupaten Bireuen dan jajaran terkait untuk terus mendampingi dan memfasilitasi kebutuhan para pengrajin bordir dalam upaya memajukan dunia kerajinan.
“Mari kita bersama-sama bahu-membahu mengembangkan bordir agar menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat, Safriati menambahkan, Dekranasda Provinsi Aceh akan membuat catatan dan akan menginstruksikan kepada kabupaten/kota melalui dinas terkait untuk mereka masuk ke pengrajin lalu kita bantu untuk desain dan kemasan di Provinsi Aceh,” pungkas Safriati, Ketua Dekranasda Aceh.
Laporan : Zubir