BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Banjir yang melanda tiga kecamatan di Kabupaten Bireuen, Aceh, pada Kamis dan Jumat (25-26/1/2024) lalu, tidak hanya berdampak pada rumah dan fasilitas umum, tetapi juga menyebabkan kerusakan saluran irigasi.
Saluran sekunder Daerah Irigasi (DI) Pandrah yang menyuplai air ke 11 desa di Jeunieb dan Pandrah patah akibat ekses banjir. Akibatnya, sekitar 1.500 hektar sawah di wilayah tersebut terancam gagal tanam.
Camat Jeunieb Yusri mengatakan, saluran irigasi yang patah berada di kawasan Gampong Lheue Simpang – Lheu Barat, Kecamatan Jeunieb. Dampaknya, sawah di 11 gampong terdampak, yaitu Gampong Lheu Barat, Lheue Simpang, Meunasah Keutapang, Cot Geulumpang Baroh, Janggot Seungko, Geulumpang Tunong, Panton, Garot, Lancok Ulim, dan gampong sekitarnya, tidak dapat dialiri air.
“Kami mengharapkan Pemkab Bireuen segera melakukan perbaikan saluran irigasi tersebut, agar petani dapat menanam padi musim tanam 2024 ini,” harap Yusri.
Komite Irigasi Aceh Mukhlisuddin menjelaskan, total luas sawah yang dialiri irigasi di Pandrah mencapai 2.130 hektar. Luas sawah yang terkena dampak patahnya saluran sekunder tersebut sekitar 1.500 hektar.
Akibat kerusakan itu, sebagian badan jalan juga amblas. Kondisi persawahan saat ini sudah tahap akhir pengolahan tanah dan ada petani yang sudah mulai menyemai benih padi.
“Kami mengharapkan saluran yang sudah patah dihantam banjir dapat segera diperbaiki, karena petani terancam gagal tanam padi, sebab terputus suplai air irigasi,” kata Mukhlisuddin.
Kerusakan saluran irigasi yang disebabkan oleh banjir tersebut memiliki dampak yang cukup besar, terutama bagi petani.
Petani di wilayah terdampak tidak dapat menanam padi karena tidak ada suplai air dari saluran irigasi.
Hal ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang cukup besar bagi petani.Kehilangan mata pencaharian yang gagal tanam padi akan kehilangan mata pencahariannya. Hal ini dapat menyebabkan kemiskinan dan kelaparan bagi keluarga petani.ucap Mukhlisuddin.
Laporan : Zubir