BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Sejumlah 36 pengungsi imigran Rohingya yang muncul di Matang Pasi,Kecamatan Peudada,Kabupaten Bireuen, Senin (16/10/2023). Ditempatkan di SKB Bireuen diharapkan mematuhi adat istiadat, tidak melakukan perbuatan tercela dan pelanggaran hukum di Aceh termasuk melarikan diri.
Pesan tersebut disampaikan unsur Forkopimda Bireuen mulai dari Kapolres Bireuen, AKBP Jatmiko SH MH, Pj Bupati Bireuen diwakili Asisten I Setdakab Bireuen dan Dandim 0111/Bireuen melalui dua penterjemah kepada para pengungsi yang sedang ditampung di SKB Cot Gapu Bireuen.
Dua perterjemah yaitu Faisal dari UNHCR sebagai penerjemah bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan Asadullah dari bahasa Inggris ke bahasa India atau Bangladesh kepada para pengungsi.
Dalam pertemuan tersebut, Kapolres Bireuen mengharapkan para pengungsi Rohingya harus ikut hukum yang berlaku di Indonesia, tidak melakukan pelanggaran dan tidak melakukan perbuatan tercela serta dilarang agama.
Muhammad Abdullah salah satu Rohingya yang meminta kepada pemerintah Bireuen dan Kapolres Bireuen dan Dandim 0111/Bireuen, Kami orang yang dianiaya oleh Myanmar dan kami tidak dapat bantuan,tidak diterima oleh warga Bangladesh, setelah kami sampai di sini kami sangat berharap satu harapan dari semua Rohingya mendapatkan kebebasan di sini dan kami mendapatkan hak-hak orang kami serta dan lainnya.
Bireuen, katanya salah satu kabupaten/kota yang menerapkan syariat Islam, maka para pengungsi harus mematuhi serta tidak melanggar adat istiadat.
Berbagai pesan lainnya agar mereka selama berada di tempat penampungan untuk tidak melarikan diri dan melakukan berbagai pelanggaran hukum juga disampaikan Asisten I Setdakab Bireuen, Mulyadi SH MH dan Dandim 0111/Bireuen, Letkol Inf Ade Munandar SiPem.
Menyangkut pemindahan mereka, Forkopimda Bireuen akan terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan lembaga dan kementerian terkait di Banda Aceh maupun Jakarta. Amatan media, para pengungsi hingga siang kemarin masih ditempatkan dalam sal terbuka dan sedang disiapkan dua ruangan lainnya untuk para pengungsi Rohingya.
Dua ruangan itu, kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bireuen, Zamzami SPd yaitu satu untuk kaum perempuan dan satu untuk laki-laki. Para pengungsi seluruhnya berjumlah 36 orang terdiri dari laki-laki dewasa 14 orang, perempuan 12 orang dan anak-anak 10 orang.
Dari 36 tersebut ternyata mereka adalah 10 kepala keluarga yang awalnya mengungsi ke Bangladesh dan berangkat lagi hingga muncul di Matang Pasi, Peudada Bireuen.
Laporan : Zubir