LANGSA, BEDAHNEWS.com – Pemerintah Kota (Pemko) Langsa menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT), Ke-22 Kota Langsa dengan tema “Bangkit Bersama Untuk Langsa Lebih Maju”,
Upacara yang dilaksanakan di Lapangan Merdeka Langsa ini dipimpin Langsung Pj Wali Kota Langsa, Syaridin, SPd, MPd turut dihadiri unsur Forkopimda, para mantan wali kota dan wakil wali kota, para Asisten, Staf Ahli, dan seluruh kepala OPD.
Bahkan hadir undangan khusus yakni Pj Bupati Aceh Timur, Pj Bupati Aceh Tamiang, Pj Bupati Aceh Utara, dan Pj Wali Kota Lhokseumawe, serta para undangan lainnya.
Pj Wali Kota Langsa, Syaridin, SPd, MPd saat membacakan refleksi perjalanan Kota Langsa di usianya yang ke-22 tahun, Selasa (17/10/2023), menngatakan HUT Ke-22 Kota Langsa yang diperingati itu setelah terjadinya peningkatan status dari Kota Administratif (Kotif) Langsa.
Kotif Langsa dulunya merupakan bagian wilayah Kabupaten Aceh Timur yang kemudian menjadi daerah otonom baru berdasarkan UU No 3 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Langsa.
Tujuan pembentukan Kota Langsa yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan dengan mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri.
Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan guna menjamin perkembangan dan kemajuan pada masa yang akan datang.
Sejauh mana ketercapaian tujuan pembentukan Kota Langsa tersebut untuk saat ini,” ucapnya.
“Apakah sudah maju kotanya dan sejahtera warganya,” ujar Pj Wali Kota.
Dia menambahkan, pada tahun 2021, prevalensi stunting di Kota Langsa 25,5 persen, tahun 2022 turun menjadi 22,1 persen.
“Memang terjadi penurunan stunting, bahkan kita berkinerja terbaik kedua di Aceh,Tetapi angka itu masih memprihatinkan, karena masih lebih dari seperlima anak balita dan baduta di Langsa yang terancam rendah kualitas kehidupannya yang akan mempengaruhi masa depan,” papar Syaridin.
Dikatakan Syaridin, selain kasus masalah stunting, masalah ketersediaan lapangan kerja juga menjadi ‘PR’ Pemko Langsa.
Tingkat pengangguran terbuka di Kota Langsa pada tahun 2022, sebut dia, sebesar 7,85 persen.
Kecenderungan tingkat pendidikan kaum pengangguran juga semakin tinggi.
“Jika persoalan pengangguran ini tidak terselesaikan juga berpotensi terjadinya peningkatan kerawanan sosial,” ulasnya.
Seperti tawuran, penyalahgunaan narkoba, pencurian, penjambretan, dan lain-lain.
Untuk itu investasi swasta harus digenjot dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Perijinan harus mudah, cepat, tuntas, dan pasti. Warganya juga harus ramah serta tidak melakukan gangguan terhadap investor.
“Tanpa investasi dari luar maka perputaran ekonomi di Kota Langsa tidak akan ada peningkatan yang signifikan,” tutur Syaridin.
Selain itu, anggaran pemerintah baik itu APBN, APBA, APBK, maupun dana desa juga harus lebih diarahkan untuk hal-hal yang sifatnya produktif dan berkelanjutan.
Pelatihan ekonomi kreatif, bantuan permodalan, dan pendampingan usaha untuk generasi muda harus lebih banyak dilakukan.
“Generasi muda kita harus menjadi generasi muda yang tangguh, tanggap, dan trengginas sehingga bonus demografi tidak sia-sia,” papar dia.
“Kita harus optimis bahwa Kota Langsa siap berkonstribusi positif dalam mencapai Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.