BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pembangunan jembatan Krueng Peudada Bireuen pada sebelah selatan jembatan tersebut di Desa Meunasah Pulo (sebelah timur) dan Desa Blang Kubu pada sebelah barat terus ditingkatkan pekerjaannya, agar penyelesaian pembangunan jembatan tersebut bisa lebih cepat selesai dari targetnya.
Apabila ada yang meragukan kualitas minta diperbaiki sehingga kualitas jembatan benar-benar maksimal dinikmati oleh masyarakat.
Hal tersebut disampaikan anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKB asal Bireuen, H Ruslan M Daud SE MAP, Sabtu (7/10/2023) saat meninjau pembangunan jembatan tersebut bersama para pejabat PUPR Aceh.
Dalam kunjungan ke lokasi, H Ruslan bersama pejabat PUPR Aceh langsung turun pada sebelah barat jembatan dan melihat secara dekat pekerjaan yang sedang dilakukan jembatan tersebut.
Tumpukan girder untuk dipasang pada jembatan berada di lokasi, ada sejumlah alat berat juga standby serta beberapa pekerja juga berada di lokasi.
Pembangunan jembatan tersebut dimulai pertengahan Agustus 2022 lalu. Pada sebelah utara jembatan merupakan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Peudada.
H Ruslan yang didampingi sejumlah pejabat PUPR, pengawas maupun konsultan mendengar berbagai penjelasan menyangkut kemajuan pekerjaan.
Usai mendengar penjelasan, H Ruslan kepada sejumlah wartawan mengatakan, pekerjaan pembangunan jembatan dilaksanakan oleh Satuan Kerja (Satker) Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) 1 Aceh.
Berdasarkan laporan pelaksana di lapangan maupun konsultan, pekerjaan fisik pembangunan jembatan kembar Peudada Bireuen sudah mencapai 57 persen, sisa waktu sekitar 6 bulan lagi sisa pekerjaan bisa disempurnakan nantinya.
“Tadi sudah saya cek dan saya tanya satu persatu item pekerjaan Insyaallah bisa disempurnakan nantinya sesuai kontrak yang ditetapkan,” ujar H Ruslan.
Disebutkan, pembangun jembatan kembar rangka baja di Peudada dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022 sebesar Rp 70 miliar lebih, skema pembangunan yang dijalankan skema multiyears, yaitu dimulai 2022 sampai 2024 mendatang.
Jembatan kembar tersebut menjadi sarana utama dan jembatan sebelumnya (jembatan sekarang) tetap dipertahankan.
HRD mengatakan jembatan ini merupakan jalur utama penghubung ke Banda Aceh -Medan, sehingga menjadi salah satu jalur utama menuju yang di lintas oleh masyarakat.
Bila jembatan tersebut putus, tidak ada jalan alternatif, maka dibangun jembatan kembar untuk di lakuin oleh masyarakat.
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Provinsi Aceh, T Hermansyah mengatakan, sesuai dengan kontrak dan komitmen, pekerjaan dilapangan sudah disusun master plan dan pekerjaan dilapangan berjalan sesuai dengan rencana.
Diperkirakan pada Desember 2023 seluruh girder jembatan sudah naik semua pada pondasi jembatan.
“Insyaallah seluruh girder jembatan pada Desember akan naik semua dan jembatan akan rampung tepat waktu,” ujarnya.
“Kita ingin adanya jembatan kembar di Peudada, agar nanti tidak terlalu banyak beban yang harus dibebankan kepada jembatan. Sehingga transportasi bisa berjalan dengan lancar dan kenyamanan para kendaraan bermotor dan mobil semakin mudah untuk menuju ke ibu kota,” ujarnya.
HRD mengatakan jembatan tersebut pada 2024 nantinya udah bisa di nikmati oleh masyarakat.