Mensos RI Tri Rismaharini berbincang dengan Bupati Aceh Tamiang Mursil ketika hendak meninggalkan Kecamatan Bendahara, Aceh Tamiang, Selasa (9/11).(Foto:Yanto/Bedahnews.com).
ACEH TAMIANG, BEDAHNEWS.com – Menteri Sosial RI (Mensos) Tri Rismaharini Mengunjungi Aceh Tamiang pasca banjir berapa hari lalu.Kunjungan Mensos Kebumi Muda Sedia pada Rabu pagi (9/11) meninjau para pengungsi yang terimbas banjir di Gedung Olah Raga (GOR) setempat.
Ketika berbincang dengan juru masak dapur umum dipengungsian, kepada Mensos para juru masak mengungkapkan bahwa didapur umum ini masih kekurangan alat alat untuk memasak serta bahan bahan lainya.
Mendengarkan cerita juru masak di dapur umum yang kekurangan sejumlah alat masak dan keperluan dapur lainya, dengan spontan Mensos menjawab ” Di mana yang ada jual di sini, biar saya beli sendiri,” kata Risma.
Tak lama kemudian, iring-iringan mobil Mensos langsung meluncur ke arah Kota Kualasimpang.
Kemudian Mensos langsung masuk ke sebuah kedai kelontong yang berada di Jalan Cut Nyak Dhien.
Sejumlah pengawal ibu Mensos melarang masyarakat dan awak media untuk mengambil foto.
Sebelumnya rombongan Forkopimda Aceh Tamiang yang mendampingi kunjungan kerja Mensos, diminta Risma tetap menunggu di GOR, namun ibu Mensos dengan gamblang mengatakan ” Biar saya sendiri yang pergi mencari kebutuhan para pengungsi” ujarnya.
Sebelum belanja ke Kota Kualasimpang, Risma terlebih dahulu melihat korban banjir yang mengungsi di Kantor Camat Bendahara.
Di lokasi tersebut Risma mengatakan dirinya sempat berdiskusi dengan Bupati Aceh Tamiang Mursil, Ketua DPRK Suprianto, Kapolres AKBP Imam Asfali, Dandim 0117/Atam Letkol Czi Alfian Purnamasidi dan Kajari Agung Ardyanto.
“Bantuan yang kita salurkan ini sifatnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ada pakaian, kemudian peralatan dapur yang sudah kita siapkan,” kata Risma.
Di Aceh Tamiang Mensos melakukan diskusi secara tertutup, Risma mengungkapkan pihaknya telah merumuskan penanganan banjir yang kerap melanda Aceh Tamiang.
Namun dia tidak membocorkan solusi yang dihasilkan karena dinilai terlalu teknis.
“Diskusi tadi bagaimana penanganan agar setiap tahun tidak selalu terjadi seperti ini, tapi sangat teksni sekali, nanti teman-teman akan tahu yang kami kerjakan,” ungkap Risma.
Laporan : Yanto
Editor : Bung Dewa