Peringati 17 Tahun MOU Helsinki, Pemkab Bireuen Gelar Zikir dan Do’a Bersama

  • Whatsapp

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pemerintah kabupaten Bireuen melalui Dinas Syariat Islam (DSI) menggelar zikir, doa bersama dan tausiah dalam rangka memperingati 17 tahun MoU Helsinki (Hari Damai Aceh) yang berlangsung di Masjid Agung Sultan Jeumpa Bireuen Provinsi Aceh.

Acara yang dilaksanakan pada Senin (15/8/2022) pagi, juga diisi dengan Tausiah oleh Tgk M. Yusuf Hasan dari Nisam Aceh Utara sebagai penceramah.

Muat Lebih

Turut hadir dalam kegiatan itu, Plh Bupati Bireuen Ir, Ibrahim Ahmad, M.Si, diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ir. M. Jafar, M.M.

Kemudian, Pimpinan dan Anggota DPRK Bireuen. unsur Forkopimda Bireuen, para Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Administrator di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bireuen.

Selanjutnya, para Tokoh Agama, Tokoh Adat, Anggota KPA, Pegiat LSM, Ormas Islam dan Pengurus Partai Politik dalam Kabupaten Bireuen. Imum Syiek beserta Seluruh Pengurus dan Remaja Masjid Agung Sulthan Jeumpa Bireuen dan para pelajar.

Pada kesempatan itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Ir. M. Jafar, M.M, membacakan sambutan tertulis Plh Bupati Bireuen disampaikan, intinya bahwa perdamaian yang dirasakan seluruh elemen rakyat di Aceh, khususnya di Kabupaten Bireuen, saat ini perlu dimaknai dengan rasa syukur agar pintu nikmat lainnya dibuka Allah SWT.

Oleh karena itu, saya mengajak semua pihak untuk bersinergi dan bahu membahu merawat perdamaian ini dengan sebaik-baiknya dan saya yakin, tidak ada seorangpun yang menginginkan konflik terulang lagi di Aceh.

Karena pada momen itu ditandatanganinya nota kesepahaman damai antara Pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Tahun 2022 ini tepat 17 tahun nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Helsinki antara Pemerintah RI dan GAM.

Seperti apa sejarah hingga terjadinya MoU Helsinki, dan butir-butir mana saja yang belum tertunaikan dari nota kesepahaman itu hingga saat ini?

Sejarah MoU Helsinki pada 15 Agustus 2005 lalu merupakan akhir dari konflik panjang antara Pemerintah RI dan GAM.

Konflik tersebut diketahui telah menewaskan banyak nyawa, sejumlah anak menjadi yatim, ayah dan ibu kehilangan buah hatinya dan masih banyak lagi.

Konflik antara Pemerintah RI dan GAM dimulai sejak 1976 dan berakhir pada 2005 silam, Selama 29 tahun masyarakat bergumul dalam perang.

Suara letusan senjata, ledakan di sana sini dan jasad bergelimpangan di pinggir jalan menjadi pemandangan sehari-hari masyarakat Aceh kala itu. Penyebab terjadinya konflik karena Aceh menginginkan merdeka dan lepas dari Indonesia.

Dijelaskan, setelah terlepas dari kungkungan konflik berkepanjangan, yang ditandai dengan Kesepakan Bersama atau Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka, di Helsinki Finlandia, Aceh telah mampu keluar dari keterpurukan dan mampu bangkit perlahan menuju kesejahteraan.

Seperti diketahui, konflik Aceh mereda setelah pihak GAM dan Pemerintah Indonesia sepakat melakukan perdamaian pada 15 Agustus 2005 di Helsinki, Filandia.

Jurnalis : Zubir

Editor : Bung Dewa

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *