Petani Kelapa Sawit di Bireuen Gembira Dengan Rencana Presiden RI Cabut Larangan Ekspor CPO dan Minyak Goreng

  • Whatsapp

Bireuen, BEDAHNEWS.com – Masyarakat dan petani kelapa sawit di kabupaten Bireuen menyambut gembira rencana Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang kabarnya akan mencabut kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng.

M. Yusuf berusia (55) adalah petani sawit di Desa Buket Mulia Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, sangat senang dan berterimakasih kepada Presiden RI.

Muat Lebih

“Saya, dan semua pekerja di kebun sawit Desa Buket Mulia Kecamatan Juli Bireuen, mungucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden Jokowi, yang telah membuka kembali eksport minyak goreng dan CPO, ini akan membawa dampak yang baik bagi kami, khususnya petani sawit di Desa Buket Mulia, ” ucap M. Yusuf pada Sabtu, (21/5/22) kemarin.

Ucapan terima kasih dari Bapak M. Yusuf ini kemudian dipublikasikan oleh Kabid Humas Polda Aceh Kombes Pol. Winardy, SH,SIK,M.Si, melalui siaran persnya.

Namun, dalam hal ini masyarakat dan petani berharap agar rencana tersebut benar-benar terwujud alias bukan janji manis belaka.

Selain berharap pencabutan aturan larangan ekspor minyak sawit mentah atau CPO dan minyak goring, masyarakat dan petani juga meminta pemerintah segera menstabilkan harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang sudah anjlok lebih 50 persen dari sebelumnya.

Pemerintah diharapkan mengawal penetapan harga TBS kelapa sawit agar tidak membuat petani menderita.

Pasalnya, menurut petani selama ini penurunan harga TBS selalu sangat drastic dan cepat namun giliran kenaikan biasanya melambat.

“Kami harap agar benar-benar aturan larangan ekspor CPO dilaksanakan pemerintah pekan depan. Jangan hanya janji tapi taunya berubah lagi. Karena akibat aturan ini dampaknya sangat besar dan luas terhadap petani dan masyarakat,” ungkap Umar, salah seorang petani kelapa sawit.

Hal senada disampaikan Yani, dia berharap agar rencana pencabutan larangan ekspor CPO benar-benar dilaksanakan sehingga harga TBS di kabupaten Bireuen dan Indonesia umumnya kembali pulih.

Berdasarkan pantauan Bedah nesw.com, kebijakan larangan ekspor CPO dan migor membuat sendi perekonomian masyarakat termasuk kabupaten Bireuen hancur-hancuran.

Meskipun kebijakan tersebut berjalan sekitar sebulan lebih namun telah membuat ekonomi masyarakat kabupaten Bireuen terpuruk.

Sebab, lebih dari 75 persen masyarakat Kota Subulussalam menggeluti usaha perkelapa sawitan dengan berbagai bidang mulai petani, pedagang, pekerja, agen, pemodal dan lainnya.

Sebagaimana diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan mencabut kebijakan larangan ekspor minyak sawit mentah (CPO) dan minyak goreng mulai Senin (23/5/2022) pekan depan.

Dalam konferensi pers secara virtual, Jokowi mengatakan ada tiga penyebab mengapa ia akhirnya membuka lagi keran ekspor CPO dan minyak goreng.

Pertama, harga minyak goreng curah sudah turun dari Rp19.800 per liter menjadi Rp17.200-Rp17.600 per liter setelah CPO dilarang sejak 28 April 2022.

Kedua, pasokan minyak goreng juga bertambah di pasaran dari yang hanya 64 ribu ton menjadi 211 ribu ton per bulan.

Ketiga, Jokowi mempertimbangkan belasan juta tenaga kerja yang mencari rezeki di industri sawit. Mereka terdampak karena ekspor CPO dilarang.

“Pertimbangan 17 juta orang di industri sawit baik petani dan pekerja maka saya putuskan ekspor minyak oreng dibuka kembali Senin 23 Mei 2022,” kata Jokowi.

Pencabutan larangan izin ekspor CPO dan minyak goreng ini tentu saja mendapatkan sambutan hangat dari banyak pihak, baik petani maupun pengusaha.

Jurnalis : Zubir

Editor : Dewo

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *