Jurnalis – Zubir
Bireuen,BEDAHNEWS.com – Panglima Laot Kabupaten Bireuen Badruddin Yunus mempertanyakan keberadaan kapal keruk milik Pemkab Bireuen yang dibeli beberapa tahun lalu senilai 7,6 Miliar.
Hal itu disampaikan oleh Badruddin kepada awak media pada Senin 21 Februari 2021, menurutnya kapal keruk sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kabupaten Bireuen khususnya para nelayan.
“Padahal tujuan Pemerintah Bireuen membeli kapal keruk dengan uang rakyat untuk bisa menolong nelayan di Kabupaten Bireuen, namun hingga saat ini belum memberikan manfaat apapun,” ujar Badruddin
Saat Pembelian dulu, kata pria yang akrab disapa Abu Laot itu, saat pembelian dulu para nelayan mempunyai harapan baru, karena bisa dipergunakan untuk mengorek muara yang dangkal.
Dirinya pernah menjumpai Asisten II Pemkab Bireuen M. jafar dan Kepala Dinas Pangan, Kelautan dan Perikanan Ir. H. Mukhtar Abda, MS.I untuk mempertanyakan keberadaan kapal keruk milik rakyat tersebut.
“Sejak beberapa tahun terakhir, hampir semua muara dan kuala di Kabupaten Bireuen sudah dangkal dan sangat meresahkan para nelayan, seharusnya kapal keruk tersebut bisa mengatasi Kuala dangkal,” lanjutnya
Saat ini kata Badruddin, kehidupan nelayan semakin sulit untuk melaut, karena sejumlah Kuala sudah dangkal, boat kecil maupun besar tidak lagi bisa bersandar.
“Selama ini banyak nelayan yang menjadi pengangguran karena tidak bisa melaut akibat kuala dangkal, mesin boat banyak rusak karena saat hendak melaut, baling-baling boat atau well boat tersangkut dalam tanah atau pasir karena muara kuala dangkal,” demikian Abu Laot Jeunieb
Panglima Laot menduga sejak pembelian Kapal Keruk tersebut hanya dinikmati oleh segelintir oknum pejabat, baik saat pembelian maupun waktu disewakan.
“Hanya menghabiskan uang negara dan uang rakyat, patut diduga hasilnya hanya dinikmati oleh oknum-oknum pejabat di Pemkab Bireuen,” pungkasnya