Jurnalis – Fitria Maisir
Abdya,BEDAHNEWS.com – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) dan Sekolah Tinggi Kegurauan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) dibawah Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) Kabupaten Aceh Barat Daya kembali mewisudakan atau membaiatkan 120 lulusan Angkatan ke-IX 2021.
Upacara wisuda lulusan Strata Satu (S-1) itu berlangsung dalam rapat senat terbuka di Ruang Risalah DPRK Kabupaten Abdya, Sabtu (11/12/2021).
Acara sakral tersebut dipimpin oleh Ketua STIT Muhammadiyah Abdya Mukhlis MS, MA, yang Dihadiri PW Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, SH. M. Hum. LL DIKTI Wilayah XIII Drs. M. Najib, M. Pd. Kopertais Wilayah V Fuadi, M. Hum. Bupati Abdya Akmal Ibrahim, SH. Ketua STKIP Muhammadiyah Abdya Afdhal Jihat, M. Pd dan Ketua BPH PTM Abdya, Ir H Mismaruddin Mahdi, Drs. H. Ridwan Adami, MM selaku sesepuh Muhammadiyah Abdya, serta seluruh civitas akademik PTM Abdya.
Adapun jumlah para Wisudawan dan Wisudawati dari STKIP terdiri atas Jurusan Program Pendidikan (Prodi) Matematika 4 orang, Prodi Bahasa Inggris 10 orang dan STIT Prodi PAI 51 orang dan prodi MPI sebanyak 72 lulusan.
Dari 137 Mahasiswa PTM Abdya yang diwisudakan itu, terdapat 11 Mahasiswa yang mendapatkan nilai Cumlaude. 4 orang dari STKIP diantaranya; Ayu Rafika, Maya Destina, Siti Hayatun Mishdar Siregar, Wiska. DS dan Yuliza.
Dari Kampus STIT ada 6 orang Mahasiswa yang mendapatkan Predikat Terpuji seperti; Lisa Agustia. S, Walida Ramadhani, Sefria Rahmi, Irma Yanti, Eliza dan Indah Lisnawati.
Muhklis MS, MA dalam pidato senat terbuka tersebut menyampaikan bahwa, membangun SDM unggul merupakan prioritas utama pemerintah.
Pembangunan Sumber Daya Manusia adalah kunci kemajuan Indonesia di masa yang akan datang.
“SDM unggul memiliki korelasi erat dengan peningkatan produktivitas kerja dalam memenangkan persaingan dalam dunia bisnis, ekonomi, politik dan budaya,” ucap Muhklis.
Ia menambahkan, dengan predikat Sarjana yang melekat tentu ada tanggung jawab sosial yang diemban. Secara sederhana, suatu tanggung jawab sosial merupakan sebuah komitmen untuk merespons permasalahan sosial, atas dasar kepedulian sosial.
“Tentu saja, setiap mahluk sosial memiliki tanggung jawab sosial. Tetapi seorang sarjana memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar dikarenakan pengetahuan yang dimilikinya,” terangnya.
Terakhir, Ketua STIT yang akrap disapa Ustadz Mukhlis itu berpesan kepada para Mahasiswa yang yang baru saja diwisudakan atau juga akantan sebelumnya, untuk selalu menjaga nama baik Kampus serta Almamater Perguruan Tinggi Muhamadiyah Abdya.
“Jika ada Alumni yang telah sukses dan yang suatu saat nanti pasti akan sukses. Maka, jangan lupakan kampusnya dan Doses-dosenya, karena kami selaku dosen kalian tidak mengharapkan apa-apa dari mahasiswa sekalian, yang kami inginkan hanya agar hubungan silahturahmi tetap terjalin. Sesekali lihat-lihatlah kampus,” pungkasnya.
Sementara itu Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh, A. Malik Musa, SH. M. Hum pada kesempatan tersebut menyampaikan bahwah, Gerakan Muhamadiyah memang tidak terlepas dari Pendidikan guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Muhammadiyah itu sendiri memang bergerak di bidang Pendidikan, Kesehatan dan Sosial. Maka jangan heran jika kita lihat bahwa Muhamadiyah itu mempunyai lembaga pendidikannya sendiri, dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi. Tidak hanya di Indonesia, Muhamadiyah juga telah mendirikan Perguruan Tinggi di luar negeri seperti di Malaysia dan rencananya juga akan didirikan di sejumlah negara lainnya,” ungkap Malik Musa.
Ia melanjutkan, Mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi Muhamadiyah harus mampu bersaing bersaing di tengah era Revolusi Industri 4.0 saat ini.
“Kami mengingatkan, Mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi Muhamadiyah, tidak hanya semata-mata untuk meraih gelar sehingga tergilas oleh perkembangan zaman. Yang lebih penting dari itu ialah memiliki kompetensi untuk mampu bersaing di tengah era Revolusi Industri 4.0 ini,” kata Malik Musa.
Ia juga berharap agar para lulusan S1 PTM Abdya itu untuk dapat melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya.
“Lulusan S1 hari ini bukan apa-apa, karena masih banyak lulusan Strata Satu di luar sana yang tidak dapat bersaing dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, cobalah untuk melanjutkan jenjang S2 dan S3,” imbuh Malik Musa.