Jurnalis: Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Pemerintah Aceh bersama pemerintah Kabupaten Bireuen melakukan sosialisasi manfaat vaksinasi Covid-19 bagi warga dayahdi Aula Sekdakab lama, Selasa (05/10/2021).
Hadir pada kegiatan itu Sekretaris Daerah Aceh dr Taqwallah, M.Kes sebagai pemateri, Kadis Badan Dayah, Kadis Syariah Islam, petugas kesehatan dari Puskesmas dalam Kabupaten Bireuen dan pejabat lainnya.
Sosialisasi tersebut untuk memberikan edukasi tentang manfaat vaksinasi Covid-19 yang dapat menumbuhkan kekebalan pada tubuh dan terjadinya kekebalan kelompok (herd immunity) kepada pimpinan pesantren/dayah di Kabupaten Bireun.
Khusus untuk santri dayah, pemerintah Aceh memprioritaskan vaksinasi sejak 1 hingga 15 Oktober 2021 mendatang. Berdasarkan data, kata Taqwallah, jumlah dayah di Kabupaten Bireuen ada 117 dayah, 104 dayah salafiyah dan 13 dayah terpadu.
“Covid-19 adalah virus penyakit menular, saat ini kondisi pandemi terjadi di dunia, virus ini menyerang pernapasan sehingga sangat berbahaya, maka vaksin itu bukan obat, akan tetapi sebagai solusi untuk menciptakan kekebalan tubuh dan menciptakan kekebalan kelompok. Kalau TBC itu batuk disertai dengan darah, itu gejalanya, berobat dikasih obat 6 bulan sembuh, kalau Covid-19 itu sangat berbahaya menyerang pernapasan. Virus corona yang masuk ke dalam tubuh, menyerang paru-paru, inilah yang menyebabkan kita sulit bernafas. Gubernur kemaren positif Covid-19 tiga minggu, sehat saja tidak ada gejala, beliau sudah divaksin, beliau setiap senin melakukan swab,” sebut Taqwallah.
Dikatakan Taqwallah, penyakit menular wabah ada tiga tingkatan, endemi (terjadi di wilayah tertentu), epidemiologi (terjadi di negara tertentu) dan pandemi (terjadi di berbagai negara), kesemuanya dapat bersifat Kejadian Luar Biasa (KLB).
Ia juga mengatakan, seseorang yang sudah positif Covid-19 untuk segera melakukan isolasi mandiri dan tidak bepergian ke mana pun, karena akan mengakibatkan penularan kepada orang lain, hal itu merupakan dosa karena mengakibatkan kemudharatan bagi orang lain.
“Vagi yang sudah positif covid, kalau pergi ke mana-mana dosa, makanya harus mengurung diri(isoman),” ujarnya.
“Vaksin Covid-19 tidak mudah didapatkan oleh negara, karena harus dipesan dulu, bahkan harus menunggu waktu sampai dua tahun, harga untuk vaksin juga sangat mahal. Mahal kali vaksin ini, udah dua tahun kita tunggu tidak ada,” tambahnya.
Taqwallah juga menceritakan kejadian di RSUD dr Zainal Abidin tentang petugas yang terkonfirmasi positif dan bagaimana kerja mereka dalam merawat pasien.
“Di Zainal Abidin hampir tiap hari ada petugas positif covid, istirahat, mereka tidak takut, sembuh bangun kerja lagi, kena lagi, istirahat lagi, sembuh masuk kerja lagi, beruntung ada orang yang seperti itu,” katanya.
“Sekarang pemerintah sudah memberikan kesempatan vaksinasi kepada usia sekolah. Mulai minggu itu sudah masuk ke dayah, untuk dayah kita sosialisasi baru divaksinasi,” jelasnya.
Saat menjalani vaksinasi, Taqwallah menyarankan agar lebih baik didampingi oleh orang yang dia kenal, jangan sendiri waktu disuntik.
“Vaksin membuat daya tahan tubuh meningkat, sehingga jika ada virus corona yang masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan hidung, ada yang melawannya yaitu cairan vaksin yang pernah disuntikkan dalam tubuh kita,” ujarnya.
Pengetahuan ini, kata Taqwallah, perlu disampaikan kepada pimpinan pesantren dan dayah, agar mereka mau menerima pelaksanaan kegiatan vaksinasi kepada para santrinya untuk meningkatkan imunitas lingkungan psantren dan dayah.
“Orang yang sudah divaksin, lanjut Taqwallah, imunitas atau kekebelan tubuh terhadap serangan virus corona menjadi naik. Kalaupun sakit karena terpapar virus corona, sakitnya tidak parah, setelah minum obat anti Covid-19 dan vitamin, serta istrahat yang cukup, tubuh dan badannya kembali sehat,” tambahnya
Tapi, kata Taqwallah, kalau orang yang belum divaksin Covid-19, ketika dirinya terserang berbagai jenis virus corona, tubuhnya menjadi lemas, demam tinggi, susah bernafas. Virus corona yang masuk ke dalam tubuh, menyerang paru-paru, inilah yang menyebabkan kita sulit bernafas.