Jurnalis: Ilyas
SINGKIL, BEDAHNEWS.com – Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I) Cabang Aceh Singkil menggelar acara halal bi halal dan pembukaan kembali pengajian setelah libur bulan puasa dan Idul Fitri, Selasa (01/06/2021) malam. Halal bi halal itu sekaligus pembacaan makalah yang dibuat oleh Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi yang diadakan di Posko Shirathal Mustaqim Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Acara ini dihadiri oleh Wali Nanggro Aceh Singkil (dalam bidang MPTT-I), Wali Nanggro Rimo, Pimpinan Pondok Pesantren yang ada di Singkil, anggota DPRK Yuliardin, dan seluruh simpatisan pecinta Tauhid Tasawuf yang ada di Singkil.
Didalam makalah yang di buat Oleh Abuya Syekh H Amran Waly Al-Khalidi pimpinan MPTT-I menyampaikan, bahwa metode atau cara berdakwah Tauhid Tasawuf harus mengutamakan akhlak dan adab, tidak mengutamakan ilmu didalam berdakwah.
“Kita mengutamakan khitmat setelah kita mengetahui orang yang kita khitmatkan agar bisa nyambung dengan kita,” katanya.
Ia melanjutkan, kita dapat mendekati orang-orang yang lebih dalam masyarakat, baik dalam segi ilmunya, pengaruhnya dan kedermawanannya. Bilamana kedua ini telah dapat kita lakukan, maka barulah kita mengajak mereka untuk bergabung dengan tauhid tasawuf, dimana ajaran ini untuk memperbagus amal, baik dari segi ibadah dan mu’malah sesuai dengan syarat dan rukun yang benar.
“Saya sarankan pendakwah-pendakwah haruslah memahami aqidah, hukum Syara’ dan Tasawuf. Kalau bisa dia dapat membaca kitab dari ilmu-ilmu tersebut, memahami, mengamalkan dengan baik. Merasakan dan menetapkan dan juga dia tahu sifat-sifat nafsu yang jelek yang bersarang di dalam hati sehingga nafsunya telah mencapai nafsu muthmainnah. Maka dengan demikian baru dia berdakwah dengan siapapun juga sebagaimana metode atau ketentuan di atas,” jelasnya.
Makalah ini di bacakan oleh salah satu ustadz yang hadir dalam kesempatan itu.
