Penulis: Hasan Basri, S.Pd. MM.
Bahan bacaan, Tribunnews, Serambi Indonesia dan blog pendidikan.
Blang Me Timu – Jeunieb, Bireuen – Aceh 2 Mei 2021.
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tahun ini berlangsung di tengah suasana Ramadhan dan Covid -19.
Tanpa terasa Ramadhan sudah mulai merapat ke (Gate 3) sepuluh terakhir. Pada 10 hari pertama Ramadan disebutkan jika umat muslim akan mendapatkan rahmat. Kemudian di 10 kedua akan diberikan maghfirah atau tertutupnya dosa-dosa.
Dan 10 hari ketiga akan diberikan pembebasan dari api neraka. Hari ini puasa ramadhan sedang berusaha meninggalkan Gate ke 2 (puasa ke 20) menuju Gate ke 3. Ramadhan banyak menawarkan kontribusi Tarbiyah, Amaliah serta Ruhaniah untuk diri kita, semoga ada kebetahan di jiwa dan perasaan untuk selalu berpeluk mesra dengan bilangan hitungan hari Ramadhan yang akan berpamitan dengan kita semua.
Dan pagi ini puasa sedang berjalan ke 20 bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021 (Hardiknas).
Namun dua tahun terakhir ini, peringatan Hardiknas yang mengajak banyak masa untuk pelaksanaan peringatan dibatasi dikarenakan Covid-19 yang masih meraba mesra di negeri tercinta kita Indonesia.
Peringatan Hardiknas kali ini tidak hanya sebatas melayangkan ucapan selamat melalui up date status di media sosial dan ada banyak lainnya ucapan selamat yang dilayangkan (diucapkan). Namun mesti ada perenungan panjang, pengetahuan dan kenapa Hardiknas itu ada?. Serta apa pentingnya dirayakan bagi kita semua ?. Kalau untuk gagahan di status tinggalkan saja.
Kabupaten Bireuen disuasana normal sebelum Covid-19, kami semua berkumpul di halaman kantor Bupati Bireuen untuk memperigatinya secara bersama – sama. Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) merupakan hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan pendiri lembaga pendidikan Taman Siswa.
Sejarah Hari Pendidikan Nasional memang tak bisa dilepaskan dari sosok dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara, sang pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda.
Dikutip dari National Geographic, Ki Hadjar Dewantara yang memiliki nama asli R.M. Suwardi Suryaningrat lahir dari keluarga ningrat di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Sejarah Hari Pendidikan Nasional
Ki Hajar Dewantara merupakan pelopor pendidikan Indonesia di era kolonialisme yang menjadi titik tumpu adanya Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2021.
Dalam sistem pendidikan, Ki Hajar Dewantara selalu menerapkan tiga semboyan dalam bahawa Jawa, yaitu:
Ing ngarso sung tulodho (Dindepan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik), Ing madyo mbangun karso (Di antara murid, guru harus menciptakan ide dan prakarsa), Ing Ngarso Sun Tulodho, yang berarti di depan (pimpinan) harus memberi teladan.
Tut Wuri Handayani, yang mengandung arti di belakang memberi dorongan. Jika disatukan, kalimat itu menjadi “Ing Ngarso Sun Tulodho Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani”, semoga di peringatan Hardiknas kali ini benar benar ada nilai lebih yang mesti kita petik dari perjuangan Kihajar Dewantara dari catatan sejarah bahwa Kihajar Dewantara berusaha untuk menghapus batasan mengecap pendidikan tidak hanya di izinkan kepada keluarga ningrat, bangsawan dan keturunan kolonial belanda saja, tapi kepada seluruh masyarakat pribumi.
Kihajar Dewantara tahu benar, bahwa pendidikan banyak berkontribusi terhadap peradaban kehidupan, peradaban pemikiran serta kemajuan masyarakat seutuhnya. Peranan pendidikan sangat besar pengaruhnya dalam membangun peradaban hidup. Pendidikan bertujuan mencetak generasi agar lebih berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu dengan tambahan nilai-nilai moral dan tingkah laku yang telah menjadi sebuah harapan bangsa tersebut.
(Selamat Hari Pendidikan Nasional 2021, Tema: Serentak Bergerak, Wujudkan Merdeka Belajar).
Penulis adalah Hasan Basri, S.Pd. MM)
Bahan bacaan.Tribunnews, Serambi indonesia dan blog pendidikan.
Blang Me Timu – Jeunieb, Bireuen – Aceh 2 Mei 2021