YOSL-OIC Sosialisasikan Pengembangan Agribisnis dan UKM sebagai Mata Pencaharian Alternatif

  • Whatsapp

Jurnalis: Mulyono

LANGKAT, BEDAHNEWS.com – Tim Yayasan Orang Utan Sumatera Lestari Orang Utan Information Centere (YOSL-OIC) sosialisasikan program pengembangan agribisnis dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Rabu (21/04/2021).

Muat Lebih

Sosialisasi yang digelar di Aula Kantor Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat itu dihadiri Kepala Desa Halaban Tamarudin, S.Ag, Kadus, BPD, Ibu-ibu PKK, Polhut dan tim Pramuka. Sosialisasi disampaikan oleh Mika dari Polhut, kemudian Binur Maneger Pemberdayaan Masyarakat.

Mika mengatakan, sosialisasi bersama OIC ini bertujuan mengajak masyatakat agar tidak merusak hutan. OIC juga akan mengadakan pelatihan kepada masyarakat terkhusus ibu-ibu yang tinggal disekitar kawasan hutan konservasi dengan memanfaatkan lahan menanam palawija seperti sayuran dan rempah-rempah, yaitu kencur, kunyit jahe dan lain-lain.

“Kita akan memberi pelatihan mulai memasarkan hingga mengolahnya,” sebut Mika.

Mika juga mengatakan, pihaknya akan merekrut pemuda untuk menjaga taman leuser dengan melakukan patroli. Juga mengelola wisata hutan agar terjaga dan diminati wisatawan lokal maupun wisatawan manca negara nantinya.

Binur selaku Manager Pemberdayaan Masyarakat juga mengatakan, selain sosialisasi, pihaknya juga akan mengadakan pelatihan kepada ibu-ibu yang berbatasan langsung dengan taman hutan konservasi.

“Taman hutan konservasi leuser sudah dikenal di manca negara sebagai tempat wisata di Kabupaten Langkat. Di dalam hutan juga terdapat empat spesies kunci seperti harimau Sumatera, gajah Sumatera.m, badak Sumatera dan orang utan Sumatra,” sebutnya.

Binur menyebutkan, spesies kunci itu merupakan daya tarik tersendiri.

“Taman hutan konservasi leuser banyak diminati wisatawan, dan di masa pandemi Covid-19 jarang ada wisatawan yang berkunjung. Padahak alamnya indah, sungai dan satwanya serta tanaman lainnya yang ada di hutan konservasi juga jadi daya tarik wisatawan,” jelasnya.

Salah seorang peneliti S3 dari Brunel University London Anna juga hadir dan ikut dalam tim sosialisasi itu.

Kepala Desa Halaban Tamarudin, S.Ag mengatakan, sangat mendukung realisasi program sosialisasi tersebut.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *