Jurnalis: Zubir
BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Desa Kareueng Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen menjadi lokasi kegiatan zikir antar pasantren kabupaten/kota se Provinsi Aceh. Zikir yang diikuti 50 group itu si gelar dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dimulai sejak Jumat (29/1/2021) hingga, Sabtu 30/1/2021).
Ketua Panitia Tgk Juanda mengatakan, kegiatan ini baru pertama kali dilakukan, dan bermula dari Gampong Kareueng. Diharapkan kedepan akan berkembang pada daerah lain se Aceh. Lanjutnya, kegiatan zikir seperti ini bukanlah hal yang langka di Aceh.
“Kegiatan seperti ini sudah ada sejak nenek kita telah ada, maka perlu kita lanjutkan lebih dalam lagi agar jangan sampai pudar. Kita melihat praktek-praktek keberagamaan yang bagi sebagian orang tidak terlalu jelas apakah ia merupakan bagian dari agama atau budaya, karenanya kami hari ini mencoba dengan penuh keihklasan membangkitkan semangat cinta keislaman dalam kehidupan sehari-hari, semoga nantinya bisa berjalan dengan baik sesuai tujuan kita melakukan syiar islam,” jelas Tgk Juanda.
Tgk Juanda menyebutkan, agama adalah “karya” Allah, sedangkan budaya adalah karya manusia. Dengan demikian, agama bukan bagian dari budaya dan budaya pun bukan bagian dari agama. Ini tidak berarti bahwa keduannya terpisah sama sekali, melainkan saling berhubungan erat satu sama lain. Melalui agama, yang dibawa oleh para nabi dan rasul, Allah Sang Pencipta menyampaikan ajaran-ajaran-Nya mengenai hakekat Allah, manusia, alam semesta dan hakekat kehidupan yang harus dijalani oleh manusia. Ajaran-ajaran Allah, yang disebut agama itu, mewarnai corak budaya yang dihasilkan oleh manusia-manusia yang memeluknya.
“Di tengah masyarakat, kita melihat praktek-praktek keberagamaan yang bagi sebagian orang tidak terlalu jelas apakah ia merupakan bagian dari agama atau budaya, masyarakat muslim secara umum, Zikir dan Sholawat pada prinsipnya adalah ajaran bagi umat islam yang melantunkan puji sukur kepada Allah dan Rasul. Islam datang ditengah masyarakat sebagai tempat kelahirannya, tidak untuk menghapuskan semua produk budaya termasuk tradisi yang sudah hidup di tengah masyarakat. Ada tradisi yang dilarang, ada yang dibiarkan, ada yang dikembangkan, dan ada yang diislamkan dan dijadikan bagian dari ajaran Islam,” jelasnya.