Tingkatkan kompetensi Guru, MGMP SMAN 1 Peulimbang Gelar workshop Penyusunan Bahan Ajar

  • Whatsapp

Jurnalis: Zubir

BIREUEN, BEDAHNEWS.com – Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) tingkat SMA se Kabupaten Bireuen menggelar Workshop Penyusunan Bahan Ajar (Blended Learning) and Sharing for Friends,  Sabtu (24/10/2020) di SMA Negeri 1 Peulimbang Kabupaten Bireuen usai melakukan Bakti Kampus (Bakam) bersama.

Muat Lebih

Para peserta yang dikirim dari sekolah berkewijaban berbagi pengetahuan, pengalaman serta pendekatan strategi metode dan model dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas penyusunan bahan ajar bagi para siswa-siswi.

“Kegiatan yang dilaksanakan oleh MKKS SMA se Kabupaten Bireuen sangat berarti bagi teman-teman dewan guru, mereka menyadari benar, bahwa kehadiran mereka disana merupakan representatif dari sekolah kami, sehingga mereka berkomitmen pada diri mereka sendiri untuk memviruskan pada teman-teman yang lain yang tidak berkesempatan hadir mengikuti kegiatan tersebut,” kata Kepala SMA Negeri 1 Peulimbang Hasan Basri, S.pd, MM.

Hasan Basri menjelaskan, ketika nilai kebersamaan mulai terasa diperasaan guru yang memiliki sedikit pengetahuan lebih untuk berbagi, sungguh merupakan hal baik, karena di sadari benar oleh para guru, tidak akan berarti apa-apa kalau bukan dengan kerjasama dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan.

Kegiatan workshop ini di pandu oleh Waka Kurikulum SMA Negeri 1 Peulimbang Rahmatul Hayati dan para nara sumber lain dan bergiliran mempresentasikan materi, strategi dan pengalamannya masing-masing selama mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Kabupaten Bireuen.

“Ada satu yang menarik dari salah seorang narasumber, materi yang beliau ikuti Bimbingan Penyuluhan/Bimbinhan Konseling (BP/BK), beliau memaparkan bahwa peran penting dari Bimbing Konseling sangat menentukan maju mundurnya kualitas pendidikan di sebuah sekolah tersebut. Karena BP/BK tidak hanya melihat sisi negatif proses yang berlansung tapi juga mesti mampu memberikan bimbingan dan solusi terhadap persoalan yang muncul. Kehadiran para siswa-siswi baru saat memasuki gerbang kegiatan perdana (MOS) di sekolah mesti mengidentifikasi semua persoalan yang mereka miliki, terutama kehidupan mereka, kemampuan mereka, prestasi mereka serta memetakan jurusan yang pantas mereka ikuti,” jelas Hasan Basri.

Hasan Basri menambahkan, BP/BK tidak serta-merta menerima hasil yang diberikan guru bidang studi, tetapi BP/BK harus mampu meraba prosesnya berlansung bagaimana? dan hasilnya gimana? Kedua aspek tersebut mesti dipetakan secara detail agar mampu memberikan bimbingan dan konselingnya.

“Misalnya, para siswa-siswi tidak memiliki prestasi belajar yang baik, berarti ada sesuatu yang terjadi ruangan, apakah guru tersebut tidak memiliki strategi mengajar, pengelolaan kelas atau memang siswa tersebut yang bermasalah dengan pribadinya,” tambah Hasan Basri.

Kegiatan tersebut juga isi dengan kegiatan tanya jawab antara nara sumber dengan para peserta.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *