Wartawan: T. Fadli
LANGSA, BEDAHNEWS.com – Proyek pemasangan instalasi jaringan pipa gas bawah tanah untuk rumah tangga yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk di Kota Langsa 80 persen merupakan pengalian, dan 20 persen adalah pekerjaan instalasi pipa dan instalasi kompor ke rumah-rumah calon pelanggan.
“Begitulah proses dari pengerjaan jaringan gas hingga finishing nantinya di Kota Langsa,” kata Humas PT Adhi Karya (Persero) Tbk Surya, Kamis (2/7).
Surya menjelaskan, terkait lubang bekas galian yang belum bisa dirapikan hal itu disebabkan masih ada tahapan yang akan dilakukan. Fase pertama adalah pengalian, tanah yang akan dibuat lubang penanaman pipa, fase kedua pemasangan pipa bawah tanah yang sering kita sebut ngerojok atau membuat lobang fararel antar lubang galian agar memudahkan pemasangan pipa. Fase ke tiga konekting dan dilanjut dengan pengetesan sekaligus untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang ada didalam pipa yang ditanam.
“Memang ada tumpukan atau gundukan tanah dibekas galian. Bukan karena tidak dirapikan, tapi karena proses pengetesan instalasi masih berlangsung, hingga finishing nantinya,” jelasnya.
Surya juga menambahkan, setelah selesai pararel dengan proses pengetesan, lubang galian akan dipadatkan dan dirapikan, yang aspal akan dikembalikan dengan aspal, yang beton akan dirapikan sesuai keadaan semula, termasuk sisa tanah akan diratakan seiringan selesainya pengetesan pipa tersebut.
“Jadi kami sampaikan, tidak benar jika kami disebut bekerja asal-asalan. Pada bulan Agustus hingga September 2020, insya allah galian dan gundukan tanah sudah rapi,” tukasnya.
Namun demikian, lanjut Surya, terkait pengerjaan proyek instalasi jaringan gas ini, pihaknya menerima semua masukan dan kritikan dari semua lapisan masyarakat baik langsung maupun lewat media masa.
“Semua demi perbaikan dan suksesnya pekerjaan jaringan gas 5.811 sambungan di Kota Langsa ini. Dan pelangan yang namanya sudah terdaftar tidak dipungut biaya,” tegasnya.
Surya juga menyebutkan, pihaknya melalui tim supervisor tetap akan menegur subcon atau vendor yang bekerja tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
“Istilahnya, tidak ada gading yang tak retak, sepandai-pandai tupai melompat, sesekali akan terjatuh juga,” canda Surya.
Surya berharap, proyek strategis nasional yang dibiayai oleh APBN 2020 ini, mampu meningkatkan taraf hidup masyatakat Kota Langsa.
“Masyarakat tidak perlu lagi antri untuk mendapatkan gas 3 kg. Tinggal klik, kompor sudah menyala dan dengan harga gas yang jauh lebih murah dari harga dipasaran,” tutup Surya.