Bupati Mursil Jajaki Kerja Sama Sektor Peternakan

  • Whatsapp

Wartawan: Khairul

ACEH TAMIANG, BEDAHNEWS.com – Bupati Aceh Tamiang Mursil jajaki kerjasama guna akselerasi pembangunan disektor peternakan disela-sela perjalanan dinasnya ke Kota Payakumbuh.

Muat Lebih

Mursil bersama Kepala Bappeda Rianto Waris, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Zulkarnain Putra serta Kabag Humas Setdakab Agusliayana Devita, juga melakukan kunjungan kerja di Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Padang Mengatas, Sumatera Barat, Rabu (15/1/20).

Bupati Mursil bersama rombongan disambut langsung oleh KTU BPTUHPT Padang Mengatas Yanhendri.

Kunjungan Bupati ini dimaksudkan untuk melakukan penjajakan kerjasama dan peningkatan wawasan mengenai peternakan
sapi ke BPTUHPT Padang Mengatas, Kabupaten Lima Puluh Kota.

Mursil sangat mengapresiasi konsep kawasan peternakan yang dikembangkan di BPTUHPT Padang Mengatas ini.

Karenanya ia berharap dukungan penuh dari jajaran BPTUHPT untuk menduplikasi program peternakan serupa di Kabupaten Aceh Tamiang.

Mendengar hal tersebut, Yanhendri mengutarakan BPTUHPT Padang Mengatas siap mendukung keinginan dan harapan Bupati serta masyarakat Aceh Tamiang.

Yanhendri menjelaskan, beberapa dukungan yang dapat diberikan berupa pendampingan untuk akselerasi diseminasi dan penerapan teknologi budidaya, hibah ternak sapi, pembelian bibit sapi, terutama jenis sapi
Simental, Limousin, dan sapi pesisir.

Selanjutnya, KTU BPTUHPT Padang Mengatas membawa serta Bupati dan rombongan melakukan “mini tour” untuk melihat lokasi peternakan yang luasnya 284 Ha.

Dikutip dari laman resmi, Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) dulunya bernama BPTU Padang Mengatas, pertama kali didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda (1916). Ternak yang dikembangkan adalah kuda dan pada tahun 1935 didatangkan sapi Zebu dari Benggala India untuk dikembang biakan.

Pada zaman Revolusi Kemerdekaan (1945-1949) kegiatannya terhenti, dan pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Mohammad Hatta, dipugar kembali.

Tahun 1951-1953 statusnya dijadikan sebagai Stasiun Peternakan Pemerintah dan di beri nama Induk Taman Ternak (ITT) Padang Mengatas.

Pada tahun 1955 ITT Padang Mengatas merupakan stasiun peternakan yang terbesar di Asia Tenggara, dimana ternak yang dipelihara adalah ternak kuda, sapi, kambing dan ayam.

Namun, ketika tahun 1958-1961 terjadi pergolakan PRRI, dan lokasi ITT Padang Mengatas dijadikan sebagai basis pertahanan PRRI. Keadaan ini menyebabkan ITT Padang Mengatas rusak berat.

Usai masa pemberontakan, pemerintah daerah Sumatera Barat pada tahun 1961 kembali membenahi sarana dan prasarana ITT. Tahun 1973-1974 Pemerintah Jerman mengadakan kajian di ITT Padang Mengatas. Berawal dari situ, mulai tahun 1974-1978 dilakukan kerjasama pembangunan kembali ITT Padang Mengatas antara pemerintah RI & Jerman melalui proyek Agriculture Development Project (ADP).

Tahun 1978 Proyek ADP berakhir dan diserahkan kepada Departemen Pertanian dengan nama Balai Pembibitan Ternak – Hijauan Makanan Ternak (BPT–HMT) Padang Mengatas sesuai dengan SK Menteri Pertanian RI No. 313/Kpts/Org/1978 dengan wilayah kerja 3 provinsi, Sumatera Barat, Riau dan Jambi dengan pembiayaan bersumber dari Pemda Sumbar dan Pemerintah Pusat.

Barulah tahun 1985 seluruh pembiayaan diambil alih oleh pemerintah pusat. Berdasarkan keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No.292/Kpts/OT.210/4/2002 tanggal 16 April 2002, dan berubah nama menjadi Balai Pembibitan Ternak Unggul – Hijauan Pakan Ternak (BPTUHPT) Sapi Potong Padang Mengatas, dengan wilayah kerja meliputi seluruh provinsi di Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *