Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi di Bireuen

  • Whatsapp

Wartawan : Zubir

BIREUEN|BEDAHNEWS.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen tahun 2018 mencatat Angka Kematian Ibu (AKI) berada pada urutan ke tiga tingkat provinsi Aceh setelah Pidie dan Aceh Timur. Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) berada pada urutan pertama, diikuti oleh Pidie, Aceh Timur dan Aceh Utara.

Muat Lebih

“Kasus kematian ibu sampai 9 Desember 2019 berjumlah 16 kasus. Sedangkan kematian Neonatus sebanyak 93 kasus,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bireuen dr Amir Addani M.Kes dalam laporannya pada pembukaan kegiatan acara sesi pembelajaran Audit Maternal Perinatal (AMP), Senin (9/12) di aula Dinas Kesehatan setempat.

Kegiatan tersebut dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir. Ibrahim Ahmad, M. Si yang diikuti 100 orang peserta, terdiri dari lintas sektor dan lintas program.

Amir menjelaskan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk akselerasi penurunan Angka Kemtaian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Biruen.

“Akan tetapi masalah AKI dan AKB masih menjadi Unfinished Business (masalah yang belum terselesaikan),” katanya.

Upaya yang dijalankan oleh Dinas kesehatan Kabupaten Bireuen dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah Pengkajian Audit Maternal Perinatal (AMP) 2 kall setahun. Sesi Pembelajaran Audit Maternal Perinatal (AMP) 2 kali setahun dan Parade buku KIA.

Kemudian, pendampingan ibu hamil oleh kader, penguatan kelas ibu hamil dan ibu balita, penyediaan fasilitatif di poskesdes dan FKTP peningkatan kapasitas bidan desa, FGD konsep layanan kesehatan ibu dan anak, quockwon pelayanan darah, penguatan posyandu dan pelaksanaan posyandu terintegrasi, penanganan asfiksia pada BBL, kalakarya MTBS dan evaluasi program ibu dan anak.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Ir. Ibrahim Ahmad, M. Si. dalam arahannya menjelaskan, saat ini situasi kematian ibu dan bayi di Indonesia masih berada pada kondisi yang memprihatinkan. Data menunjukkan bahwa penurunan laju kematian ibu dan bayi masih belum seperti apa yang diharapkan.

“Salah satu indikator keberhasilan sektor kesehatan dapat dilihat dari tingkat kesehatan ibu dan anak. Masih tingginya angka kematian ibu dan anak menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat,” katanya.

Penelusuran kematian ibu dan bayi melalui audit maternal perinatal memungkinkan tenaga kesehatan menentukan hubungan antara faktor penyebab yang dapat dicegah dan kesakitan/kematian yang terjadi.

“Dengan kata lain, istilah audit maternal perinatal merupakan kegiatan death and case follow up sehingga diperlukan dukungan dari semua pihak agar audit maternal perinatal dapat dilaksanakan sesuai standar dalam rangka akselerasi penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Bireuen,” ujarnya.

Diharapkan agar dilakukan intervensi masing-masing pihak, perlunya koordinasi dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi terhadap intervensi yang disepakati.

Kegiatan ini diikuti Ketua IDI Bireuen, direktur rumah sakit umum dan swasta, Kepala Puskesmas, organisasi profesi, koordinator KIA, koordinator Bidan Desa, Lembaga Mitra Kerja serta camat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *