Milad GAM Mengenang Sejarah Petualangan Tgk Hasan Tiro Demi Keadilan Bangsa Aceh

  • Whatsapp

 Wartawan : Zubir

BIREUEN|BEDAHNEWS.com – Milad ke 43 GAM, Komite Peralihan Aceh (KPA) Daerah II wilayah Batee Iliek yang meliputi Kecamatan Peudada, Juli, Jeumpa, Kuala dan Kota Juang menggelar doa bersama di Kantor DPW Partai Aceh Kabupaten Bireuen di Meunasah Blang, Kota Juang, Bireuen, Rabu (4/12).

Muat Lebih

Panglima Muda Daerah II Batee Iliek Tgk Mulyadi, akrab disapa Cut Abang mengatakan anggota KPA yang hadir mencapai 1000-an serta masyarakat dari sejumlah kecamatan.

”Milad GAM merupakan bentuk renungan atas perjuangan dan mengenang kembali para kombatan yang telah gugur semasa konflik Aceh dengan Republik Indonesia,” ucap Mulyadi dengan mata berkaca-kaca usai doa bersama.

Dia mengatakan apa yang telah dirintis para pendahulu patut untuk diperjuangkan. Berjuang kini dalam arti untuk memperjuangkan secara bersama kepentingan dan kesejahteraan masyarakat Aceh dalam bingkai NKRI.

Ketua Panitia Yufaidir, SE mengatakan, masyarakat Aceh jangan terpecah, tetapi secara bersama harus mendesak pemerinah pusat merealisasi poin-poin yang disepakati dalam MoU antara RI dan GAM.

“Kami akui Indonesia adalah negara kami, tetapi tolong pemerintah pusat tidak melalaikan kewajiban untuk merealisasikan poin-poin dalam MoU, jika pemerintah tidak serius merespon, maka kepercayaan kepeda Indonesia memudar,” katanya.

Dia mengajak masyarakat untuk turut bertanggungjawab menjaga persatuan Aceh. Hindari perpecahan dan keributan sesama elemen masyarakat. Sebab dengan perpecahan maka posisi Aceh menjadi lemah. Kini banyak pihak yang ingin masyarakat Aceh terpecah belah.

Pantauan wartawan di sekitar Kantor PA Bireuen dipajang sejumlah papan bunga berisi ucapan selamat Milad ke 43 GAM. Puluhan helai bendera Partai Aceh turut dikibarkan di sekitar kantor

Hasan Tiro sempat terkatung-katung sebagai sosok tanpa kewarganegaraan (stateless), sampai akhirnya ada dua senator AS yang menjamin dan membayar denda untuk menebusnya.

Setelah “patah arang” dengan Pemerintah Indonesia, saat masih bermukim di Amerika Serikat, Hasan Tiro pun mengentalkan tekadnya untuk mendeklarasikan Aceh Merdeka.

Ia kembali ke Aceh tahun 1975, dan setahun kemudian, setelah mendapatkan sejumlah pengikut, Hasan Tiro mendeklarasikan Aceh Merdeka di Gunung Halimon, Pidie, pada 4 Desember 1976.

Tak banyak yang tahu mengapa tanggal 4 Desember ia pilih sebagai tanggal proklamasi. Kisah perjuangan Hasan Tiro mengobarkan semangat ideologi GAM penuh intrik dan warna-warni kehidupan.

Ia sempat mengecap gemerlap dan hingar-bingar Kota New York Amerika Serikat setelah akhirnya menetap di Swedia sampai usia senja.

Dalam bukunya, The Price of Freedom: The Unfinished Diary of Teungku Hasan di Tiro disebutkan meskipun berada dalam pengintaian pemerintah Indonesia, selama di Amerika, Hasan Tiro merasa dirinya sukses besar dalam dunia bisnis.

Ia masuk ke jaringan bisnis besar dan berhasil menembus lingkaran pemerintahan dibanyak negara, seperti di AS, Eropa, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan, kecuali Indonesia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *